Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Melakukan Analisis Teknikal Saham

Anda para pembaca setia web Saham Gain pasti sudah sering membaca ulasan-ulasan saham dan analisa teknikal yang saya berikan. Karena saya juga seorang trader saham (teknikalis), maka saya fokus mendalami dan mempraktikkan analisa teknikal untuk mengambil keputusan trading. 



Di web Saham Gain ini saya juga sudah membahas praktik-praktik dan strategi simpel menerapkan analisa teknikal, yang bisa diaplikasikan untuk semua level trader (pemula - expert). Anda bisa pelajari disini: Buku Saham. 

Sedangkan di pos berikut: Contoh Analisis Teknikal Saham, saya juga sudah membahas contoh simpel yang bisa anda terapkan untuk membaca analisa grafik. Di pos ini, saya ingin membahas bagaimana cara melakukan analisis teknikal saham untuk mengambil keputusan buy dan sell saat jam trading. 

Pada umumnya, analisa teknikal saham dilakukan dengan cara mencari titik harga support (harga bawah) dan titik harga resisten (harga atas). Titik support berguna sebagai dasar untuk membeli saham, sedangkan resisten sebagai titik harga untuk take profit. 

Jadi katakanlah harga saham saham KLBF sekarang adalah 1.100. Anda menentukan supportnya di 1.050 dan resisten 1.200. Artinya, akan menunggu KLBF turun dulu ke 1.050 untuk buy, dan take profti di area 1.200 apabila KLBF naik. 

Persoalannya: "Apakah analisa teknikal sesimpel itu? Hanya menunggu harga saham turun ke support-nya lalu dibeli? Dan kalau naik di resisten, terus dijual dan untung?"

Di dalam melakukan analisa teknikal, anda harus menjadi trader yang FLEKSIBEL. Artinya, anda harus bisa menyesuaikan analisa teknikal dengan kondisi market. Tidak semudah itu menentukan harga saham KLBF turun ke 1.050 langsung dibeli dan bakalan naik / mantul dari support 1.050. 

Lha kalau IHSG tiba-tiba drop di hari itu, terus KLBF sahamnya ikut jatuh, harga 1.050 masih turun terus, apakah anda mau langsung membeli sahamnya dalam jumlah besar? Gimana kalau harganya turun terus? 

Maka dari itu, di dalam melakukan analisa teknikal, ada baiknya anda memiliki plan A dan plan B. Apa maksudnya plan A dan plan B? Saya berikan contohnya. Anda bisa perhatikan contoh grafik saham PWON berikut: 


Harga saham PWON terlihat naik selama 1-2 minggu terakhir, dan last price-nya adalah 400. Katakanlah anda sudah memiliki saham PWON di harga 370. Anda ingin take profit PWON di harga lebih tinggi.  

Pada chart PWON, terlihat bahwa PWON uji resisten terdekat di harga 435 (lihat garis horizontal paling atas). Kemudian diatasnya masih ada lagi resisten yang berasal dari harga gapnya di kisaran 450 (lihat tanda persegi hijau). 

Anda berencana take profit di area resisten 435-450. Itu adalah plan A. Jadi Plan A-nya, jika saham PWON di jam bursa nanti beneran naik sampai kisaran 435-450, anda bisa jual untung di area tersebut. 

Akan tetapi, trading plan yang anda tetapkan sebaiknya tidak 'se-kaku' itu. Anda juga harus punya plan B. Karena bisa saja rencana dan prediksi anda (saham PWON akan naik cepat) tidak sesuai skenario. 

Jika kondisi IHSG saat open market jatuh, dan PWON dengan cepat turun dibawah 400 (belum sempat naik), maka anda harus mempertimbangkan untuk menjual PWON sebelum harga 435-450. Anda harus menetapkan lagi support terdekatnya. 

Pada grafik, support terdekat PWON ada di area 380 (lihat garis horizontal kedua). Jadi, jika kondisi saham dan market masih belum memungkinkan anda untuk menjual PWON di 435-450 karena ternyata pergerakan saham tidak sesuai skenario anda, anda bisa pertimbangkan untuk take profit dahulu di 380. 

Lalu, anda bisa pertimbangkan untuk buyback (beli lagi di harga bawah), saat PWON sudah mulai rebound. 

Artinya, dari satu saham yang anda analisa, anda bisa menghasilkan plan A dan plan B. Plan A: Anda tunggu PWON naik ke resisten 435-450. Plan B: Jika market tidak sesuai prediksi dan saham PWON jatuh, jual / take profit dulu di area terdekatnya (380).

Dengan cara ini, anda bisa lebih fleksibel dalam menetapkan trading plan & manajemen modal, sesuai dengan kondisi pasar saham yang terjadi saat itu. 

Inilah kenapa di dalam menentukan support resisten, ada istilah support 1, support 2, resisten 1, resisten 2. Tujuan menentukan support 1, support 2 dan seterusnya adalah bentuk dari plan A dan plan B. 

Support 1 sebagai acuan support penting terdekat. Jika saham bertahan di support 1, anda bisa buy. Jika saham jebol dari support 1, wait and see, karena ada potensi saham menuju support 2. Kurang lebih seperti itu analisanya. 

Jadi memang ada kondisi-kondisi (misalnya saat pasar saham bearish), anda harus punya plan-plan trading dengan melihat dahulu kondisi market, supaya tidak gegabah membeli saham dalam jumlah besar.

Inilah salah satu cara analisa teknikal yang bisa anda lakukan dan terapkan di tengah ketidakpastian kondisi market / pasar saham yang sedang volatil. Cara ini lebih efektif bagi trader untuk mengambil keputusan trading lebih bijaksana, dan mengatur manajemen modal.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.