Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Kenapa Saham Unilever Turun?

El Heze
Saham PT Unilver Indonesia Tbk (UNVR) terkenal sebagai salah satu saham primadona di Bursa Efek. Hal ini karena UNVR memang memiliki kinerja yang sangat bagus, harga sahamnya dalam jangka panjang (5-10 tahun) selalu naik, produk2nya juga tersedia dimana-mana dan dibutuhkan oleh seluruh kalangan masyarakat. 

UNVR juga merupakan perusahaan yang paling unggul di sektornya. Dengan perolehan laba bersih sebesar Rp7 triliun (dan masih terus bertambah), di sektor usahanya tidak ada emiten yang punya laba bersih segede UNVR tersebut. 

Dari sinilah kemudian banyak yang beranggapan kalau saham UNVR itu pasti bisa naik terus, terutama dalam jangka panjang. Namun terkadang fakta di pasar saham tidak selalu berjalan mulus. 

Faktanya saham2 sekelas UNVR pun juga pernah turun terus, dan tren sahamnya tidak pasti. Hal ini bukan hanya terjadi sekali-dua kali. Ketika saham UNVR mulai turun, saya sendiri sering mendapatkan pertanyaan2 sebagai berikut: 

- Kenapa saham UNVR turun terus? Bukannya perusahaannya bagus? 
- Kenapa setelah stock split UNVR terus turun? 
- Saham yang lain udah naik, kok UNVR masih turun? Kapan naiknya?
- Pak Heze, memang saham blue chip sekelas UNVR bisa turun terus ya? Kenapa UNVR belakangan turun terus? 

Kenapa saham Unilever turun?
Berikut tren saham UNVR diatas selama satu tahun cenderung downtrend. Kenapa saham Unilever turun? Bukannya sahamnya bagus? Kok sulit balik naik lagi... Ada beberapa penyebab mengapa saham sekelas Unilever pun bisa turun banyak: 

1. Mekanisme pasar saham / fluktuatif harga saham 

Tidak ada saham yang kebal terhadap koreksi (penurunan harga saham). Jangan pernah berasumsi kalau perusahaannya bagus maka harga sahamnya nggak bisa turun. Semua saham bisa turun. 

Suatu saham bisa turun (berlaku untuk semua saham) karena mekanisme pasar saham alias fluktuatif harga saham. Ini adalah hal yang wajar. Namanya transaksi saham itu pasti ada permintaan (beli saham) dan penawaran (jual saham). 

Kalau banyak orang yang beli saham, maka harga saham UNVR akan cenderung naik dan sebaliknya. Biasanya kalau harga saham sudah cenderung tinggi / sudah naik, maka pelaku pasar akan menjual sahamnya, sehingga harganya akan cenderung turun jangka pendek (hal ini bisa dipelajari melalui ANALISA TEKNIKAL). 

Artinya, kalau saham UNVR harganya sudah naik tinggi (sudah mahal secara teknikal), maka saham UNVR akan cenderung turun lagi, karena banyak trader yang sudah membeli di harga murah akan melakukan take profit (ambil untung, banyak yang jual). 

2. Sentimen market 

Ingat bahwa UNVR adalah saham blue chip. Saham2 blue chip itu cukup sensitif dengan sentimen market. Kalau ada sentimen negatif yang membuat pasar saham bergejolak, maka saham-saham blue chip yang pertama kali jadi "korban" (turun duluan). 

Hal ini karena saham2 blue chip pergerakannya memiliki korelasi positif terhadap IHSG. Kalau ada sentimen negatif yang membuat IHSG turun, maka saham2 blue chip akan kena imbasnya dulu. 

Beberapa kali saham UNVR mengalami koreksi yang cukup tajam (bahkan selama sebulan lebih) karena memang saat itu kondisi marketnya lagi kurang bagus. Ada banyak sentimen negatif, ada banyak gejolak ekonomi. Inilah yang bisa membuat saham UNVR cenderung sulit naik. 

Jadi meskipun saham UNVR sudah stock split sekalipun (harganya sudah jauh lebih murah), ketika kondisi market saat itu sedang tidak mendukung, maka hal ini bisa menyebabkan saham UNVR tetap cenderung turun. 

3. Kinerja (laba) turun 

Saham2 berfundamental bagus juga rentan turun apabila kinerjanya tertekan. Hal ini sudah pernah terjadi pada saham UNVR, di mana akhir April 2019, laba bersih UNVR mengalami penurunan, hal ini membuat saham UNVR langsung koreksi tajam dari 50.000 sampai ke 42.000 dalam waktu sekitar 1 bulan. 

Justru ketika saham2 yang kinerjanya bagus, tapi di periode tertentu labanya turun, hal ini bisa menimbulkan panic selling, sehingga pelaku pasar akan menjual saham besar-besaran. 

4. Valuasi sudah mahal

UNVR termasuk saham yang memiliki valuasi mahal, tapi harganya tetap saja sulit turun. Banyak yang mengatakan: "Belilah saham UNVR karena meskipun valuasinya mahal, sahamnya bisa naik terus".

Saya pribadi tidak sepenuhnya setuju dengan anggapan tersebut. Kalau valuasi saham sudah mahal, cepat atau lama saham tersebut akan turun lagi. Kalaupun masih naik, kenaikannya akan cenderung terbatas. 

Saat saham UNVR turun beberapa kali, saya menganalisa valuasinya.. Ternyata memang secara valuasi, saham UNVR sudah terlalu tinggi, sehingga sebelum UNVR turun, harganya sudah mulai sulit naik tinggi. 


Jadi beberapa penyebab inilah yang bisa menjawab kenapa saham Unilever turun... Sebenarnya penyebab2 ini juga berlaku untuk semua saham. Khususnya kalau anda menemukan saham2 bagus yang biasanya naik terus, tapi tiba2 belakangan sahamnya turun drastis, anda harus cek lagi poin2 diatas.

Lalu, kapan saham yang turun itu bisa kita beli lagi? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu ada banyak faktor yang perlu anda pertimbangkan. Petama, momentum atau kondisi pasar. Kalau kondisi pasar masih jelek / cenderung turun, ada baiknya anda wait and see atau beli saham bertahap. 

Kedua, anda harus posisikan diri anda, apakah anda cenderung trading atau investasi. Kalau tujuan anda trading saham, anda bisa memutuskan beli saham UNVR yang turun saat sudah diskon dan berpotensi naik. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Kalau tujuan anda investasi saham, anda harus analisa valuasi sahamnya, dan momentum masuk di saham tersebut. Pelajari: Analisis Fundamental untuk Investasi Saham. 

Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan yang bertanya kenapa saham Unilever turun. Jadi ingat bahwa semua saham itu bisa turun dan tidak ada saham yang kebal koreksi. 

Jangan mencintai satu saham. Namun selalu analisa saham sebelum anda membelinya, supaya anda bisa mendapatkan saham di harga bagus. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.