Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Bagus vs Saham Jelek

Bicara tentang saham bagus dan saham jelek, sebenarnya ukuran ini cukup relatif. Saham bagus dan saham jelek bisa berbeda-beda untuk setiap trader. 

Tetapi kalau anda adalah trader saham (pengguna analisa teknikal / teknikalis), anda pasti bisa menilai saham mana yang bagus dan saham mana yang jelek. Suatu saham dapat dikatakan bagus untuk trading apabila saham tersebut:

1. Dapat dianalisa lebih mudah dengan analisa teknikal 
2. Punya fluktuatif harga yang bagus / wajar 
3. Mudah rebound setelah turun 
4. Bukan emiten2 yang bermasalah (misalnya rugi, atau terlilit utang) 

Mungkin masih banyak poin2 lain untuk melihat apakah suatu saham masuk dalam saham bagus, tetapi empat poin tersebut saya rasa sudah cukup mewakili (poin besarnya). Saham yang bagus anda bisa lihat contoh saham2 blue chip 

Sedangkan saham-saham yang jelek (buat trading) adalah saham2 yang likuiditasnya sangat rendah, pergerakan harganya sulit dianalisa dan mudah naik-turun puluhan persen dalam sehari alias saham2 gorengan.  

Memang saham2 seperti itu ada kalanya memberikan profit yang besar, karena bisa naik puluhan persen dalam waktu singkat. Tetapi risikonya, saham2 gorengan juga dengan mudah turun puluhan persen dalam waktu singkat. Anda bisa lihat contoh saham-saham gorengan disini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan. 

Selain itu, karena saham2 gorengan ini volumenya tipis, bentuk grafiknya tidak beraturan, maka banyak trader yang mengandalkan analisa bandar (mengikuti pergerakan bandar). Sayangnya bandar juga tidak semudah itu 'diikuti' oleh trader ritel. Bandar tidak mudah memberikan harga-harga kunci yang bisa jadi patokan trader. 

Celakanya, banyak saham gorengan yang harganya tidak balik naik setelah harganya turun drastis. Hal ini karena saham2 tersebut selain tidak banyak peminatnya, saham2 gorengan yang sudah tidak ada isu-isu tertentu, sahamnya jadi terkesan tidak menarik, sehingga sahamnya ditinggal bandar. 

Namun di dalam praktikknya, banyak perdebatan tentang saham bagus vs saham jelek ini. Beberapa statement trader yang sering saya dengar baik di grup maupun forum2 saham misalnya:

"Ngapain trading di saham blue chip. Lemot banget geraknya. Mending beli saham gorengan. 10 menit udah cuan (profit)". 

"Kalau mau untung cepat, beli saham gorengan aja jangan saham LQ45" 

"Jangan beli saham gorengan. Pilih yang LQ45 saja aman. Saham gorengan kolesterol tinggi, bikin support jantung."

Jadi memang ada golongan trader yang lebih pro ke saham-saham yang jelek (tidak likuid, berisiko). Ada trader yang lebih memilih saham2 yang bagus yang bisa dianalisa dan mudah naik / rebound. 

Di pasar saham, tidak ada keharusan apapun bagi anda untuk membeli saham tertentu. Anda semua punya opsi sesuai keinginan anda, dan anda bisa menggunakan kebebasan di market untuk memilih saham. 

Yang ingin saya sampaikan di pos ini: Jangan sampai anda terjebak ketika memilih saham. Dalam memilih saham, anda harus punya: Pendirian dan pengetahuan trading. Dengan cara itu, anda bisa memperoleh profit yang konsisten. Anda juga bisa menjadi trader mandiri. 
Memilih saham bagus atau jelek adalah pilihan anda. Yang paling penting, anda harus punya manajemen modal, pendirian dan pengetahuan trading. Tujuannya supaya anda bisa mendapat profit konsisten.     
Jadi kalau ada trader lain yang klaim bisa profit 20% tiap hari hanya beli saham gorengan dan mengikuti bandar, maka jangan langsung percaya. Bisa jadi, trader tersebut memang bandar atau punya kenalan bandar. Atau bahkan trader hanya bicara tanpa bukti. 

Nah, kalau anda tidak punya pendirian trading, anda hanya trader ritel, anda tidak punya pengetahuan trading, maka anda akan sangat rentan terjerumus di saham-saham yang jelek tanpa manajemen modal, tanpa punya manajemen take profit dan cut loss.

Hal inilah yang membuat banyak trader yang kerap kali beli saham gorengan, tapi justru banyak nyangkutnya dan harganya tidak kembali. Karena trader tidak memiliki poin-poin yang kita ulas diatas tadi. 

Sebagai trader, memang lebih baik anda banyak menglaokasikan modal lebih dominan untuk saham2 yang bagus. Kalau anda ingin membeli saham2 yang berisiko tidak ada salahnya, namun pakailah modal sekecil mungkin, supaya portofolio anda bisa berkembang lebih baik dan sehat.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.