Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pilih Price Earning Ratio (PER) Murah atau Mahal?

Kalau anda disuruh memilih saham yang PER-nya mahal (tinggi) atau saham yang PER-nya murah (rendah). Kira-kira mana yang akan anda pilih? 

Sebelum itu, kalau anda belum tahu apa itu Price Earning Ratio dan kegunaannya, anda bisa baca-baca kembali tulisan saya disini: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio. 

PER yang murah (dibawah rata-rata industrinya) memang menunjukkan bahwa harga saham secara fundamental masih rendah atau murah. Artinya, saham2 yang PER-nya murah bisa menunjukkan bahwa saham tersebut masih punya potensi naik lebih tinggi dibandingkan saham2 yang PER-nya mahal. 

PER yang mahal (diatas rata2 industrinya) menunjukkan bahwa harga saham secara fundamental sudah mahal atau tinggi. Sehingga, saham2 yang PER-nya tinggi biasanya akan sulit untuk naik lebih tinggi. 

"Jadi PER murah itu lebih bagus daripada PER mahal ya Pak Heze?" Tanya anda

Nggak selalu.. Masalahnya, PER yang mahal seringkali dianggap sebagai saham yang valuable, yang diminati, sehingga tercermin dari nilai PER-nya yang terus naik (salah satu penyebab PER naik adalah harga saham yang terus naik. 

Sebaliknya, saham2 dengan PER yang murah dianggap sebagai saham2 yang kurang diperhatikan, kurang diminati oleh market, sehingga PER-nya sulit naik. 

Kalau anda sering mengamati saham2 yang fundamentalnya bagus dan PER-nya mahal seperti Unilever, walaupun PER tinggi, tetapi sahamnya bisa naik terus. Sebaliknya, banyak juga saham2 yang PER-nya murah tetapi harganya nggak naik-naik. 

Tetapi bukankah di pasar saham itu tidak ada rumus pasti? PER murah bisa mengindikasikan banyak hal. PER murah bisa mengindikasikan bahwa saham tersebut memang 'tidak dihargai' dan diminat. Namun PER murah juga bisa menunjukkan bahwa saham tersebut memang sudah undervalue, sehingga ada peluang untuk naik, dibandingkan saham2 yang PER-nya tinggi. 

Saham yang PER-nya tinggi, bisa mengindikasikan bahwa saham tersebut bagus karena banyak diminati. Namun PER tinggi juga bisa menandakan saham tersebut sudah overvalued, sehingga ada potensi turun. 

PER MURAH ATAU PER MAHAL? 

Maka dari itu, kalau anda sedang menganalisa PER suatu saham, saran saya, pilihlah saham2 yang PER-nya murah, dengan catatan fundamentalnya juga bagus (saham2 yang leading di sektor industri, likuid / banyak ditransaksikan dan sedang undervalue).

Saham2 seperti ini biasanya ada peluang naik yang lebih besar ketika valuasinya sudah murah. Sedangkan kalau anda menemukan saham dengan PER murah atau bahkan SANGAT MURAH namun perusahaannya jelek, maka saham2 seperti itu biasanya tetap sulit naik, walaupun valuasi sudah rendah. 

Contohnya pernah kita bahas kasus saham AISA, di mana saham AISA PER valuasinya sempat sangat murah, namun akhirnya saham ini nggak mampu naik karena secara fundamental nilai perusahaannya jelek. Baca: Belajar dari Kasus Saham AISA. 

PER yang tinggi (diatas rata-rata sektor industrinya) juga boleh anda pilih, dengan catatan fundamentalnya dan analisa teknikal juga mendukung (masih punya potensi2 breakout). Pelajari juga praktik2 analisis teknikal saham disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.

Saya pribadi akan lebih memilih saham2 dengan PER rendah, atau saham PER tinggi dengan catatan, analisa teknikalnya masih mendukung untuk dibeli, karena banyak saham PER tinggi yang secara analisa teknikal grafiknya juga sudah sulit untuk naik. 

Namun perlu diingat juga bahwa PER bukanlah satu-satunya ukuran untuk pengambilan keputusan investasi dan membeli saham. PER bisa menjadi salah satu analisa anda, tetapi kombinasikan dengan analisa2 lain. 

Misalnya, kinerja perusahaan (fundamental), dan bahkan perlu juga anda perhatikan analisis teknikal saham tersebut, misalnya likuid tidaknya suatu saham, bagaimana pergerakan dan pola teknikalnya. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.