Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Trading Tanpa Indikator

Beberapa waktu lalu, saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan trader: "Apakah mengambil keputusan trading saham bisa dilakukan tanpa indikator seperti RSI, moving average Pak Heze? Kalau bisa, analisa apa yang harus digunakan?"  

Seperti yang pernah saya ulas di web Saham Gain, salah satunya di pos ini: Indikator-Indikator Penting Analisa Teknikal, indikator trading sifatnya adalah alat bantu untuk trading bukan sebagai decision utama.

Jadi untuk anda yang ingin trading saham tanpa indikator, maka anda harus melakukan analisa2 teknikal klasik sebagai analisa utama. Seperti apa strateginya? Berikut analisa teknikal yang perlu anda gunakan jika anda mau menerapkan strategi trading tanpa indikator:

1. Perhatikan titik support-resisten penting

Support-resisten bisa menjadi acuan untuk menentukan di harga berapa anda harus membeli dan menjual suatu saham. Walaupun menentukan support-resisten sifatnya subjektif, namun analisa support-resisten dapat menggambarkan pola kecenderungan suatu saham. 

Karena pergerakan bandar saham, psikologis market dapat tercermin dari grafik (chart) saham, yang salah satunya bisa anda lihat melalui support-resisten suatu saham. Dalam menentukan support resisten, anda bisa tentukan support-resisten yang sering tersentuh dan support-resisten yang sering menjadi titik acuan rebound / koreksi suatu saham.  

Anda bisa pelajari contoh cara menentukan support-resisten di pos yang pernah saya tuliskan disini: Cara Menentukan Support Resisten yang Benar. 

2. Gunakan chart pattern

Chart pattern dapat memberikan sinyal rebound maupun sinyal koreksi suatu saham. Jadi kalau anda mau trading tanpa indikator, anda harus mengamati pola2 bullish-bearish alias chart pattern yang terbentuk pada suatu saham. Pelajari juga: Belajar Chart Pattern & Praktik Trading

Beberapa pola seperti double bottom, double top, triple top, triple bottom bisa menjadi titik entry atau keputusan take profit suatu saham. Baca juga: Pola Double Bottom Saham UNTR.  

3. Pelajari pola-pola candlestick

Candlestick menggambarkan psikologis dan kemauan market dalam jangka pendek, sebagai pertanda apakah harga saham akan bullish atau bearish. 

Pola candlestick seperti doji, hammer, bullish harami dan lain2 yang terbentuk di hari itu dan hari sebelumnya bisa menjadi sinyal untuk meluihat kecenderungan kondisi saham saat itu. Candlestick juga harus dikombinasi dengan chart pattern dan analisa support-resisten. Baca juga: Belajar Candlestick Saham: Profit dari Candlestick.  

4. Perhatikan momentum market saat itu

Momentum market saat itu, misalnya ketika IHSG sedang koreksi atau strong bearish, sehingga mayoritas saham turun. Dan saham yang anda beli adalah saham2 yang punya korelasi positif terhadap IHSG (Seperti saham2 LQ45), maka hindarilah dulu saham2 tersebut. 

Dalam kondisi IHSG yang lagi jelek, memang indikator tidak terlalu berperan banyak. Maka dari itu, untuk anda yang tidak trading pakai indikator, momentum market perlu diperhatikan. 

Jadi kalau memang bisa menganalisis tanpa indikator, apakah berarti indikator itu tidak diperlukan? 

Indikator tetaplah diperlukan sebagai panduan atau sering saya sebut sebagai 'alat bantu'. Karena indikator bisa berfungsi memberikan sinyal goldencross maupun deathcross. Indikator bisa menjadi alat bantu untuk menentukan support-resisten saham selain menentukan secara manual. 

Indikator juga bisa menjadi alat bantu untuk menentukan tren / untuk analisa tren suatu saham. Saya pernah membahas analisa tren untuk swing trading disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Nah untuk anda yang masih pemula, saya sangat menyarankan anda untuk menggunakan indikator. Karena memudahkan anda untuk trading dan melihat sinyal2 (buy sell) di saham tersebut.  

Tetapi kalau suka pakai indikator, saran saya jangan gunakan indikator trading terlalu banyak, karena banyak indikator justru akan membuat anda bingung 

Gunakan cukup 1 indikator leading (melihat sinyal buy-sell, overbought & oversold), dan 1 atau 2 indikator sebagai panduan untuk membantu menentukan titik support-resisten (seperti indikator MA atau bollinger bands). 

Jadi, penggunaan indikator dalam trading memang sifatnya tidaklah wajib. Tetapi analisa2 teknikal klasik seperti menentukan support-resisten, mempelajari analisa tren itu sangatlah diperlukan. 

Untuk anda yang terbiasa menggunakan indikator, teruslah pakai indikator yang sesuai dengan karakter. Untuk anda yang tidak terbiasa pakai indikator, anda bisa terapkan praktik2 diatas. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.