Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Investor Long Term vs Trader Saham

Menjadi investor saham (long term) atau menjadi trader saham (jangka pendek)? Mana yang lebih enak? Mana yang lebih menguntungkan? Di pos yang pernah saya tuliskan disini: Menjadi Trader atau Investor Saham - Part II, saya sudah menuliskan bahwa menjadi investor atau trader saham itu harus didasari oleh skill dan passion anda. 

Kalau anda cenderung lebih menyukai aktivitas sebagai trader saham, maka ada baiknya anda banyak melakukan analisa teknikal dan analisa2 yang berhubungan dengan trading saham. 

Sebaliknya, kalau anda cenderung menyukai aktivitas sebagai investor saham, anda merasa lebih nyaman menyimpan saham2 untuk jangka panjang, anda bisa menjadi investor long term ketimbang menjadi trader saham. 

Bagaimana kalau saya investor sekaligus trader Pak Heze? Apakah boleh? Tanya anda 

Boleh saja, tidak masalah. Dalam praktiknya, banyak juga trader yang 'merangkap' jadi investor. Tapi saran saya, anda harus mengalokasikan modal anda dengan baik, jika anda ingin menjadi keduanya. 

Misalnya, 40% modal anda gunakan untuk investasi dan sisanya digunakan untuk trading. Alokasi modal yang teratur ini penting. Jangan sampai anda mencampur modal anda untuk trading dan investasi, karena hal ini akan berpengaruh buruk terhadap trading plan dan manajemen modal anda. 

Tetapi di kalangan trader dan investor, masih cukup banyak menimbulkan perdebatan antara menjadi trader dan investor. Berikut beberapa asumsi2 salah tentang trading dan investasi saham yang sering saya dengar:

"Jadi investor saja lebih enak. Beli saham lalu tinggal tidur. Nggak usah jadi trader, nggak nyaman pantau saham terus setiap saat".

"Jadi trader saham saja. Bisa untung puluhan persen dalam waktu cepat" 

Inilah persepsi2 salah yang sering sekali saya dengar tentang trading dan investasi. Oke kita akan bahas persepsi pertama: Jadi investor itu lebih enak. Beli saham habis itu bisa tinggal tidur. 

Memang kalau anda investasi, anda nggak perlu pantau terus saham anda. Memang dengan investasi saham, anda memiliki waktu luang yang lebih banyak. Tapi itu bukan berarti dengan investasi saham anda bisa tidur-tiduran.

Justru menjadi seorang investor, ada saat2 di mana anda harus menganalisa, membaca laporan2 keuangan perusahaan untuk memutuskan membeli saham apa yang bisa naik dalam jangka panjang. 

Apalagi jika anda adalah seorang value investing, yang mengincar saham2 yang valuasinya murah tapi belum naik, alias mengincar "harta terpendam", maka anda harus benar2 menganalisa dan membandingkan saham2 mana saja yang punya potensi naik dalam waktu setahun menggunakan pendekatan2 fundamental. 

Skill yang anda butuhkan bukan sekedar hanya bisa baca laporan keuangan. Tapi anda harus paham prospek bisnisnya, potensi bisnis tersebut booming dalam waktu beberapa waktu kedepan. Anda juga harus mengamati perkembangan ekonomi dan perkembangan bisnis di sektor saham yang anda investasikan. 

Itu artinya, untuk menjadi seorang investor saham, anda nggak bisa hanya tidur2an. Namun, anda harus menganalisa, riset, membaca laporan keuangan dengan detail, memahami perkembangan sektor bisnis anda secara detail. Dan anda membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan pendekatan2 fundamental tersebut. 

Persepsi salah kedua: Mending jadi trader saham. Bisa untung besar dalam waktu cepat

Persepsi ini juga tidak tepat. Memang ada saat2 di mana anda bisa mendapatkan untung besar di saham dalam waktu singkat. Tetapi tentu saja hal ini tidak mungkin terjadi setiap hari, setiap kali trading. 

Ingatlah bahwa pasar saham itu berfluktuatif. Ada saatnya kita harus menunggu saham naik. Ada saatnya kita harus berhenti trading dan menunggu saham di harga bagus. Ada saatnya kita membeli bertahap. 

Ada proses2 yang harus anda kerjakan agar anda bisa menjadi trader saham yang handal. Anda harus rajin menganalisa, mengamati pergerakan market, screening saham, menyusun trading plan dengan baik. 

Kalau anda belum punya skill dan jam terbang trading yang mencukupi, jangan berharap untuk dapat cepat kaya di saham dalam waktu singkat.  

Di dalam trading saham, jangan pernah membawa mindset 'ingin cepat kaya', karena mindset2 seperti ini dapat menjerumuskan trader ke dalam pengambilan keputusan trading yang salah. 

Jadi kesimpulannya, menjadi investor long term ataupun trader jangka pendek itu sama bagusnya. Tergantung dari preferensi anda masing2 dan perlu anda ingat juga, bahwa baik investor long term maupun trader saham jangka pendek semuanya memiliki "kesibukannya" sendiri-sendiri. 

Jadi jangan berharap dengan anda menjadi investor saham, anda bisa tidur2an dan nggak perlu repot2 menganalisa. Demikian juga, kalau anda mau menjadi trader saham, anda juga nggak bisa berharap kaya dalam waktu singkat. Namun anda harus mau belajar, dan menganalisa saham otodidak. 

Semoga pos ini bisa memberikan jawaban untuk rekan2 yang masih bingung memutuskan apakah lebih enak menjadi trader atau investor jangka panjang. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.