Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham Saat IHSG Turun

El Heze
Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan pertanyaan cukup bagus dari rekan trader saham. Berikut pertanyaannya: 

"Pak Heze kalau sekarang IHSG sedang turun apakah boleh entry beli saham? Apa harus tunggu IHSG naik baru ambil posisi beli?"

Mau IHSG turun atau naik, pasti tetap ada saham yang naik. Jadi sebenarnya kalau anda mau beli saham, analisa utama anda adalah analisa teknikal saham tersebut, bukan IHSG-nya. Idealnya begitu. 

Tapi dalam praktikknya bisa sedikit berbeda, karena dunia saham tidak sehitam-putih teori. Praktik yang sering terjadi adalah: Ketika IHSG benar-benar koreksi tajam (bukan hanya sekedar koreksi tipis), maka mayoritas saham umumnya akan ikut turun. 

Artinya ini juga harus menjadi perhatian anda, KHUSUSNYA anda yang memang mengincar / trading di saham2 yang pergerakanya cenderung mengikuti arah IHSG, dalam hal ini adalah saham2 LQ45 dan saham blue chip.   

Jadi apakah nggak disarankan untuk beli saham saat IHSG koreksi Bung Heze? Tanya anda penasaran. 

Boleh saja, tidak masalah. Namun anda harus perhatikan juga saham2 yang punya korelasi positif terhadap IHSG. Kalau anda sering mentradingkan saham tersebut, itu artinya anda harus menganalisa lebih jeli pergerakan saham tersebut ketika IHSG lagi turun. 

Kalau IHSG turun cuma sedikit, okelah nggak masalah. Namun kalau IHSG lagi anjlok / koreksi besar, saham2 tersebut kemungkinan besar akan ikut turun banyak. Jadi untuk anda yang mau beli saham saat IHSG turun, anda bisa gunakan beberapa strategi dibawah ini:  

1. Membeli bertahap / akumulasi 

Untuk anda yang belum yakin dengan saham2 yang ikut turun saat IHSG turun. Di satu sisi anda berpikir bahwa saham tersebut sebenarnya sudah murah / diskon, anda bisa membeli saham tersebut secara bertahap alias beli dengan cara akumulasi. 

Jadi katakanlah anda ingin beli saham TLKM yang sedang turun. Tetapi karena anda belum terlalu yakin apakah TLKM langsung rebound atau turun lagi, maka anda bisa beli TLKM dengan setengah modal atau kurang dari itu. Baca juga: Cara Melakukan Akumulasi Saham. 

Apa tujuannya?

Agar ketika saham tersebut turun lagi, anda masih memiliki modal untuk membeli saham di harga bawah / averaging down. Namun jika saham tersebut ternyata sudah berbalik naik / rebound, anda sudah memiliki sahamnya, sehingga anda tetap memiliki kesempatan untuk mendapat untung, walaupun anda masih belum membeli dengan full modal anda. 

2. Pilih saham yang mudah rebound setelah turun 

Saat IHSG lagi turun dan anda memutuskan untuk membeli saham, pilihlah saham2 yang mudah rebound setelah turun. Cara menemukan saham diskon yang bagus, sudah saya bahas praktik2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah.  

Walaupun anda menggunakan strategi akumulasi seperti langkah pertama, tapi anda harus tetap selektif dalam memilih saham ketika IHSG lagi turun. Sebab kalau anda memilih saham yang salah, averaging down justru akan sangat berisiko untuk trader. 

3. Wait and see

Cara ketiga ini dapat anda lakukan untuk anda yang benar2 belum yakin dengan kondisi saham saat IHSG turun. Kalau menurut pandangan anda, saham2 yang masih turun bakalan turun lebih banyak lagi, maka anda tidak perlu memaksakan untuk membeli saham terlebih dahulu. 

Anda bisa wait and see sampai ada momentum technical rebound dari saham2 pilihan anda Yup, keputusan wait and see ini mungkin akan membosankan karena anda nggak trading selama masa2 itu. 

Tapi di dalam trading, kita nggak hanya bicara soal buy dan sell. Keputusan wait and see juga perlu dilakukan jika menurut pandangan anda, momentum trading belum tepat. 

Ketiga strategi ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri menjalankan trading. Jadi mungkin cara-cara ini nggak akan anda temukan dalam teori-teori... Anda bisa menerapkan strategi2 yang saya tulis jika anda menghadapi kondisi IHSG yang sedang anjlok. 

Catatan: Untuk anda yang mengincar saham-saham gorengan / lapis tiga, analisa ini mungkin tidak terlalu berlaku. Hal ini karena mayoritas saham gorengan, pergerakannya bisa sangat berbanding dengan kondisi IHSG. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.