Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Terlambat Membeli Saham Bagus

Belum lama ini, saya dapat pertanyaan dari seorang trader dan pertanyaanya cukup bagus. Berikut pertanyaannya:

"Pak Heze, saya sering menemukan saham yang harganya sudah bagus sekali untuk beli, tapi saya sering ketinggalan untuk membeli sahamnya. Terkadang saya nggak sempat membeli, tapi terkadang harga sudah keburu naik cepat sebelum saya beli. Apakah kalau saya terlambat beli saham, saya masih bisa membeli sahamnya, dan jual di harga yang lebih tinggi?" 

Terlambat membeli saham bagus atau dengan kata lain, terlambat mengambil momentum pasti pernah dialami oleh semua trader. Apa yang harus dilakukan kalau anda mengalami hal ini? 

Jawabannya ada dua: Beli lagi (walaupun di harga yang lebih tinggi) atau tinggalkan sahamnya (anda tunggu sahamnya turun / harganya bagus, baru anda membeli lagi). 

Jika anda terlambat membeli saham yang momentumnya bagus, tidak ada salahnya anda membeli lagi. Jadi katakanlah saham naik dari harga 1.000 ke 1.500, dan anda belum sempat beli. Lalu anda memutuskan untuk beli sahamnya di harga 1.500.. 

Tidak masalah asalkan anda yakin berdasarkan analisa pribadi anda, bahwa saham tersebut masih berpotensi breakout dari 1.500, dan anda yakin bahwa saham tersebut harganya belum naik tinggi.

Sebaliknya, jika anda terlambat beli saham, dan anda menilai saham tersebut sudah naik terlalu tinggi dan terlalu cepat, maka jangan mengejar sahamnya. 

Hal ini sering terjadi pada saham-saham yang momentumnya bagus, tapi naiknya langsung gap up. Maka saham2 seperti ini biasanya berpotensi turun lagi dengan cepat. Baca juga: Gap Saham: Jebakan Gap Up.

Apalagi kalau anda sudah terlambat beli saham bagus, dan perasaan anda langsung bercampur aduk antara jengkel, menyesal, kepikiran, nggak fokus, maka jangan ngotot untuk membeli sahamnya. Tunggu saja saham tersebut turun, because nggak ada saham yang kebal terhadap koreksi. Saham yang naik, ujung2nya pasti akan turun / koreksi lagi.   

Soalnya kalau anda sudah mulai merasa menyesal (kok nggak beli dari awal), jengkel, kepikiran terus, maka keputusan2 yang akan anda ambil selanjutnya bukan lagi berdasarkan pada analisis, tapi lebih pada emosional. 

Dan ini berbahaya. Jika anda sudah mulai mengedepankan emosi dalam trading, anda tidak akan bisa berpikir dan menganalisa dengan jernih, sehingga anda akan membeli saham hanya karena 'takut ketinggalan kereta'. 

Jadi saat anda terlambat beli saham, anda punya dua pilihan itu tadi, yaitu beli lagi walaupun harganya udah naik (dengan catatan anda yakin sahamnya bakal naik lagi), atau anda tunggu sahamnya turun lagi. 

Toh, trading saham itu nggak perlu kaku sebenarnya. Kalau ada saham yang terlambat anda beli, masih banyak saham lain yang momentumnya bagus. 

Nah, jika anda sudah menemukan saham yang pola dan momentumnya menurut anda bagus, namun anda sibuk dengan pekerjaan lain, solusinya anda bisa langsung pasang harga beli di harga yang anda inginkan. Anda nggak perlu menunggu atau memantau terus. 

Sehingga dengan cara tersebut, bisa meminimalkan risiko terlambat membeli saham (harganya sudah keburu naik).

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.