Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Siklus Saham: Momentum Trading & Analisa Teknikal

Jika anda adalah seorang trader saham yang mengandalkan ANALISIS TEKNIKAL, dan anda fokus untuk mencari saham-saham yang likuid, saha2 yang lagi murah, atau saham2 yang lagi breakout, maka anda perlu memahami yang namanya SIKLUS SAHAM. 

Dalam trading saham saya memang menganjurkan pada anda untuk memprioritaskan membeli saham yang dapat dianalisa dengan analisis teknikal, karena saham2 inilah yang bisa memberikan peluang cuan yang lebih pasti, dengan risiko yang rendah. Baca juga: Belajar Analisis Teknikal Pemula - Expert.

Semakin anda hafal dengan pola suatu maka, maka anda akan semakin memahami di harga berapa anda harus membeli dan menjual. Semua ini bisa dilakukan kalau anda memahami analisis teknikal itu tadi. 

Nah, di dalam ilmu membaca grafik, anda harus paham dengan yang saya tuliskan tadi: Siklus saham. Sebenarnya siklus harga saham itu ada banyak tahapannya (ada fase greed, fear, euforia, jenuh dan masih buanyak lainnya), dan sudah pernah saya tuliskan disini: Memahami Fase Siklus Harga saham 

Jadi di pos ini kita nggak akan membahas tentang fase siklus saham, tapi kita akan lebih mempraktikkan seperti apa itu siklus saham di dalam chart, dan saham2 apa saja yang bisa diterapkan analisis siklus tersebut. Sekarang perhatikan grafik saham dibawah ini: 

Siklus saham
Siklus saham yang paling penting untuk anda ketahui adalah siklus uptrend (naik) dan downtrend (turun). Kenapa saya katakan paling penting? Karena konsep pergerakan harga saham adalah naik dan turun. Kalau harga saham sudah naik, cepat atau lama saham pasti akan koreksi. 

Karena tujuan orang trading saham adalah untuk dapat profit. Jadi kalau saham sudah naik, saham pasti akan dijual, sehingga harganya turun. So, harus anda ingat, nggak ada saham yang kebal koreksi. 

Kalau anda seorang trader dan anda punya sifat serakah (saham anda sudah naik dan anda sudah untung, tapi anda berharap terus saham anda naik dan naik lagi), maka anda harus menghilangkan rasa serakah ini. 

Kalau anda sudah menetapkan target take profit, ketika harga tersentuh anda harus jual. Saya banyak menemukan trader yang sudah untung, tapi karena nggak mau jual dan mau sahamnya naik terus, akhirnya sahamnya turun lagi dibawah harga belinya.

Sebaliknya ketika saham berada di titik harga yang sudah rendah / murah, maka harga saham akan bergerak naik lagi. Hal ini karena ketika saham turun, saham akan menjadi murah dan diskon. 

Sama seperti anda membeli barang di supermarket. Ketika ada banyak promo harga diskon, orang pasti akan membeli barang2 kebutuhan lebih banyak. Supermarket bakalan lebih lebih ramai dibandingkan kalau nggak ada harga diskon. Saya juga menuliskannya disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Perhatikan tanda lingkaran pada grafik (TLKM) diatas, itulah siklus di mana harga saham sedang turun. Setelah saham turun dan turun terus, saham akan naik lagi (perhatikan tanda persegi). 

Dan setelah saham sudah naik, saham akan kembali turun lagi. Demikan siklus-siklus seperti ini akan terus terulang. Yang perlu anda lakukan adalah, menentukan titik support-resisten yang penting di dalam chart tersebut. 

Nah terkait bagaimana menentukan titik support resisten saham, anda bisa mempraktikkanya disini: Menemukan Saham Naik dengan Variasi Support Resisten.  

Jika anda paham dengan siklus saham dalam analisa grafik (teknikal), anda pasti akan memahami momentum trading. Yup, momentum trading ini terkait timing kapan anda membeli dan menjual saham.. 

Idealnya, di dalam siklus saham, belilah saham saat harganya turun, dan jual saham saat harganya naik. Kalau anda ragu atau belum menemukan momentum yang tepat, maka wait and see saja. Trading tidak harus dilakukan setiap hari. 

Banyak trader saham yang beli saham saat harganya sudah terlalu tinggi. Banyak trader yang nekad beli saham, padahal trader tahu saham dan market lagi jelek. Kesalahan2 trader ini dikarenakan trader belum memahami konsep dan praktik tentang siklus harga saham.

Di pos ini, semoga anda sudah mendapatkan konsep mengenai siklus saham, sehingga anda bisa lebih melihat dan mempertimbangkan timing, momentum sebelum beli dan jual saham.

Dalam praktiknya, anda mungkin juga akan menemukan saham yang tidak mengikuti siklus uptrend-downtrend seperti mayoritas saham. Tetapi anda akan menemukan saham yang trennya sideways.. 

Saham sideways
Pada saham yang memiliki siklus naik-turun yang jelas pun, sangat mungkin di dalam minor trennya terdapat tren sideways. Jadi kalau anda menemukan saham yang nggak ada siklusnya alias sideways, anda tetap bisa mentradingkannya.

Karena jujur saja, saham sideways terkadang bisa menguntungkan trader jangka pendek. Strategi trading untuk saham2 sideways, bisa anda baca disini: 3 Strategi Trading di Saham Sideways.

SIKLUS SAHAM TIDAK BERLAKU UNTUK SEMUA SAHAM

Tidak semua saham bisa dianalisa menggunakan siklus saham. Karena faktanya, banyak sekali saham-saham yang tidak likuid, chartnya tidak beraturan... 


Jika anda menemukan saham seperti diatas, yang trennya tidak jelas, volumenya juga sangat kecil, bagaimana anda bisa menentukan siklus sahamnya dengan tepat? 

Maka dari itu, sebagai seorang teknikalis, prioritaskan untuk memilih saham2 yang punya pola bagus dan bisa dianalisa dengan baik, serta punya siklus harga yang jelas. 

Saham2 seperti inilah yang punya peluang lebih besar untuk memberikan profit. Untuk mencari saham2 yang bagus untuk trading, juga bia anda praktikkan disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.