Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Beli Saham Saat Harga Turun

"Jangan menangkap pisau jatuh".. Anjuran ini pasti sering sekali anda dengar pada saat trading saham. Kalau anda belum tahu apa maksud anjuran ini, kurang lebih nasihatnya adalah: Jika saham masih pada turun, jangan nekad membeli. Apalagi anda membeli saham jumlah besar.

Karena kalau saham masih turun anda nekad beli, bisa jadi saham yang anda beli justru turun lagi lebih banyak. Hal ini ibarat anda menerjang badai. 

Anjutan ini baik. Tapi itu kan cuma sebatas teorinya saja. Bagaimana dengan praktikknya? Well, memang praktikknya tidak semulus itu. 

Walaupun ada saham yang turun dan masih turun lagi. Tapi seringkali saham yang sudah turun, tiba-tiba bisa naik (istilahnya technical rebound). Nah, kalau anda tidak jeli momentum, kemungkinan besar anda akan ketinggalan saham-saham yang bisa technical rebound ini. 

Di pos ini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun, saya juga menekankan pada anda bahwa prinsip yang paling simpel dalam trading adalah: Belilah saham ketika turun, dan jual ketika naik. 

Namun tentu anda tidak boleh melakukan asal-asalan. Nah, kalau anda beranggapan bahwa beli saham saat turun adalah strategi yang cukup baik, maka ada beberapa tips dari saya tentang strategi2 membeli saham saat harga turun: 

1. Membeli saham secara bertahap 

Anda tidak akan mengetahui sampai kapan saham akan turun. Meskipun anda bisa menentukan titik2 support suatu saham. Namun bisa jadi hari ini saham turun banyak, besok sudah naik. Atau, hari ini saham turun, besok masih turun lagi. 

Jadi kalau anda beranggapan bahwa saham sudah turun, sudah terdiskon dan layak dibeli  secara ANALISA TEKNIKAL, tapi anda masih ingin menguji sistem trading anda. Maka anda saya sarankan untuk membeli secara bertahap. 

Jangan terlalu percaya diri dengan memasukkan semua modal anda, kecuali kalau anda benar2 yakin. Keuntungan membeli saham secara bertahap adalah jika saham tersebut turun lagi, anda masih punya modal untuk membeli.

Tapi kalau ternyata saham yang sudah anda beli langsung naik banyak, anda juga tidak 'ketinggalan kereta', karena anda sudah memiliki sahamnya.  

2. Membeli saham yang mudah naik / rebound setelah turun 

Walaupun anda sudah memutuskan untuk membeli saham secara bertahap, namun anda juga harus memilih saham2 yang tepat. Karena di pasar saham kita tidak semua saham layak untuk ditradingkan. 

Banyak saham yang turun secara berkepanjangan dan tidak kunjung naik. Maka dari itu, pilihlah saham2 yang mudah nauk setelah turun. Jangan asal membeli saham yang kelihatannya sudah turun dan murah, karena jika anda tidak menggunakan analisa yang benar, anda bisa terjebak di saham downtrend. 

Cara-cara memilih dan menemukan saham yang mudah naik, strategi2 buy on weakenss (BOW) juga banyak saya bahas strategi2 tradingnya disini: Buku Saham Pemula - Expert. 

3. Membeli saham-saham yang sedang diskon / yang akan naik

Seperti yang saya tuliskan di poin sebelumnya, bahwa saham turun bisa saja harganya masih turun. Maka dari itu, belilah saham yang harganya sedang diskon, atau saham2 yang harganya sudah di ujung tren turun dan berpotensi untuk rebound. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah. 

Artinya, kalau anda mau membeli saham yang pada saat itu harganya sedang turun maka anda harus melihat pergerakan TREN serta LIKUIDITAS sahamnya. 

Jika dari sisi pergerakan tren saham masih belum menunjukkan technical rebound atau pola2 saham diskon, maka jangan membeli sahamnya. 

Demikian juga jika anda menemukan saham2 yang likuiditasnya tidak bagus, saham2 yang cenderung mudah digoreng bandar, dan trennya sedang turun, maka hal ini akan sangat berisiko bagi anda. 

Carilah saham2 yang terdiskon secara analisa teknikal, saham2 yang berpotensi rebound cepat setelah turun. Dengan demikian, dalam trading anda tidak akan 'menangkap pisau jatuh' di saham. Namun sebaliknya, anda justru mengoleksi saham saat harga murah, sehingga anda bisa berpotensi menjualnya di harga yang lebih tinggi, dalam jangka pendek.  

2 komentar:

  1. misalkan saya punya saham di harga 70 sekarang harga nya 50 saya beli lagi di 50. kira2 seperti itu efektip kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pendapat dan pengalaman saya pribadi, kalau saham yang turun sampai Rp50 tidak disarankan untuk averaging.

      Karena banyak saham yang turun ke level terendah (Rp50) biasanya sulit balik naik. Risikonya kalau malah jadi saham tidur.

      Saham yang harganya rendah / mendekati Rp50, sebaiknya ditetapkan proteksi cut loss yang lebih disiplin.

      Untuk averaging down, lebih disarankan buat saham2 likuid yang volatilitas dan patternnya bagus

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.