Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Prediksi IHSG Akhir Tahun 2018

El Heze
Beberapa waktu lalu saya mengadakan polling di grup Facebook Saham Gain tentang prediksi IHSG sampai akhir tahun 2018. Di mana saya memberikan beberapa opsi sebagai berikut: 

1. IHSG dibawah 5.900 (9 suara) 
2. IHSG 5.900-6.000 (5 suara)
3. IHSG 6.000-6.300 (40 suara)
4. IHSG 6.300-6.700 (14 suara) 
5. IHSG 6.700-7.000 (1 suara)
6. IHSG >7.000 (1 suara)

Sebagian besar memprediksi IHSG sampai akhir tahun 2018 akan berada di posisi 6.000-6.300. Kalau anda disuruh memilih, berapakah prediksi anda tentang IHSG sampai 31 Desember 2018? 

Nah, berhubung tahun 2018 ini juga udah mau habis, pasar saham juga tinggal tersisa 3 bulan lagi di tahun 2018, maka ada baiknya kita membahas bersama bagaimana tentang prediksi IHSG kedepan. Hal ini nantinya juga bisa menjadi bahan pertimbangan kita bersama tentang strategi trading / investasi apa yang harus dilakukan. 

Pasar saham kita sepanjang Januari-September 2018 ini cenderung downtrend. Padahal selama awal tahun Januari dan Febuari, IHSG kita sempat hampir menyentuh 6.700. 

Tapi saya juga pernah menuliskan di salah satu pos web ini (sudah agak lama tulisannya, kalau anda sering berkunjung ke Saham Gain, anda pasti pernah membaca pos saya), bahwa kalau IHSG dibawa ke 7.000-an padahal sekarang masih awal tahun, maka itu justru akan rawan untuk IHSG.

Dan yang kita prediksikan ternyata benar. Setelah IHSG naik teruuuss sejak akhir tahun 2017 - Februari 2018, IHSG akhirnya koreksi. Hanya saja, koreksi IHSG kali ini cukup tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Kalau IHSG tertinggi sampai September 2018 ini adalah 6.689 sedangkan IHSG kita akhirnya jatuh ke 5.557, maka IHSG sudah turun sampai 20%! Fyi, tahun 2015 pasar saham kita juga sempat crash, IHSG turunnya juga di kisaran 20%, lebih tepatnya sekitar 24% dari harga tertinggi ke harga terendah di tahun 2015. 

Jadi penyebab utama IHSG turun terus kali ini ada beberapa hal: FAKTOR TEKNIKAL itu sendiri, dan PERANG DAGANG. 

FAKTOR TEKNIKAL 

Saya katakan IHSG turun tajam karena memang faktor teknikal. Karena sudah menjadi hal yang lumrah ketika IHSG sudah naik tinggi, IHSG pasti akan koreksi mengikuti faktor fundamentalnya. Dan koreksi IHSG ini bisa terjadi dalam kurun waku lebih dari satu bulan. Kondisi ini sudah menjadi historis yang akan terus terulang. Perhatikan grafik IHSG kita selama 10 tahun:



Selama 10 tahun terakhir, saat IHSG sudah naik tinggi, IHSG pasti akan mengalami koreksi yang besar selama beberapa kali, termasuk tahun 2018 ini. Artinya, kalau kita mengacu pada historis harga saham, kita tidak bisa mengelak bahwa penurunan IHSG ini salah satunya disebabkan faktor mayoritas harga saham yang sudah naik tinggi selama 1-2 tahun terakhir. 

PERANG DAGANG, FAKTOR INTERNAL DAN GLOBAL  

Disamping faktor analisis teknikal, faktanya IHSG memang turun karena faktor perang dagang (kita semua sudah membaca berita bahwa AS menetapkan tarif impor yang tinggi untuk negara-negara besar seperti Tiongkok, Jerman dan lain2). 

Perang dagang yang dilancarkan oleh AS, kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga berdampak secara langsung terhadap negara kita. Dampak paling besar yang kita rasakan adalah: Nilai tukar Rupiah. 

Pelemahan nilai tukar Rupiah akan meningkatkan cost bagi perusahaan2 yang banyak melakukan impor. Contohnya, perusahaan2 makanan minuman di Indonesia, bahan bakunya masih banyak yang berasal dari impor. Dengan adanya peningkatan cost akibat pelemahan nilai tukar Rupiah, otomatis investor masih belum berani mengangkat saham2 kita. 

Plus gejolak ekonomi dunia ini, membuat investor masih was-was untuk meningkatkan volume transaksi di Bursa kita. Kalau anda sudah pengalaman trading beberapa tahun, coba deh bandingkan IHSG kita tahun 2016 / 2017 dengan sekarang. Sekarang volume transaksi kita cenderung turun.  

Karena pasar saham kita sudah koreksi hampir 20% dari harga tertinggi ke harga terendahnya di tahun ini, sebagian besar pemain saham sudah pada mulai bertanya-tanya: 

"Apakah sekarang waktunya beli saham? Saham apa yang bagus buat disimpan sampai akhir tahun / tahun baru 2019?"   


Karena IHSG sekarang ini sudah diskon besar, maka peluang IHSG rebound sangat besar. Tetapi karena sentimen2 negatif ini belum hilang semua, maka IHSG masih mungkin koreksi lagi, atau prediksi saya sih nggak akan koreksi terlalu 

Nah beberapa poin penting yang perlu anda perhatikan kedepan ini adalah: 

1. Akhir Oktober: Rilis LK Q3

Koreksi IHSG sampai Bulan September ini, apabila nanti rilis LK Q3 banyak emiten yang labanya naik, maka saya yakin IHSG bisa terangkat. Kalau saya perhatikan, LK Q2 sebenarnya banyak perusahaan yang labanya naik, terutama perusahaan2 perbankan plat merah. Jadi harusnya LK Q3 ini hasilnya kurang lebih masih sama. 

2. Awal tahun 2019: Januari Effect, Dividen. 

Akhir tahun biasanya akan jadi tahun akumulasi saham, karena di awal tahun nanti sampai bulan Maret-April, banyak emiten2 besar yang bagi dividen. 

Mengacu pada historis tahun2 sebelumnya, ketika IHSG sudah turun tajam, maka di akhir tahun IHSG biasanya mulai ada 'tarikan' lagi, dan saham2 yang sudah diskon akan kembali diborong trader. 

3. Pilpres 2019 

Banyak yang mengaitkan penurunan IHSG ini dengan tahun politik, terutama Pilpres. Tapi Pilpres 2019 masih sekitar Bulan April 2019, jadi kalau kita bicara tentang prediksi IHSG akhir 2018, maka kita masih 'terlalu jauh' untuk bicara Pilpres. Tentang prediksi IHSG waktu Pilpres, nanti akan saya bahas lengkap di pos tersendiri. 

Pilpres akan mempengaruhi IHSG. Itu pasti. Namun untuk sekarang ini, penurunan IHSG lebih karena faktor nilai tukar Rupiah, gejolak ekonomi dunia dan faktor teknikal yang sudah terlalu tinggi. 

PREDIKSI IHSG AKHIR TAHUN 2018

IHSG kita sampai akhir September masih berada dibawah 6.000. Mempertimbangkan sentimen2 negatif yang masih bergejolak di pasar saham kita. Namun di satu sisi, IHSG kita sudah koreksi tajam. 

Sedangkan banyak saham2 fundamental bagus yang sudah murah seperti WSKT, BBRI, BMRI dan lain2. Ditambah dengan harapan kita tentang laporan LK Q3 yang diharapakan bisa positif, dan akhir tahun IHSG biasanya mampu mulai rebound (atau minimal penurunannya sudah tertahan, karena awal tahun baru umumnya IHSG ceria).

Maka, saya pribadi memprediksi IHSG akhir tahun akan berada di posisi 6.150-6.300. Proyeksi saya masih tidak terlalu tinggi, karena faktor2 itu tadi. 

So, strategi apa yang harus disiapkan oleh trader ataupun investor saham? 

Tentu saja anda bisa mulai akumulasi alias beli bertahap saham2 yang sudah murah secara teknikal, historis, dan yang kinerja fundamentalnya bagus. 

Saham2 seperti WIKA, WSKT, BBRI, BMRI, saya amati LK-nya sangat bagus di Q2 2018, tapi harga sahamnya masih turun. Ini bisa menjadi peluang untuk anda, plus nanti kalau anda sudah dapat harga murah, tahun depan anda juga dapat dividen yang besar.  

Untuk sekarang ini, jangan membeli saham dengan full modal terutama kalau anda mau investasi / mid term karena IHSG masih bergejolak. Kecuali anda yang mau trading pendek, memanfaatkan fluktuatif harian. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.