Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Memilih Saham untuk Investasi

Seorang pemula di dunia saham yang ingin memulai investasi, memang dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang investasi saham, dalam hal ini analisa fundamental. 

Banyak anggapan bahwa investasi risikonya lebih kecil daripada trading saham. Saya tidak 100% setuju, karena biar bagaimanapun kalau anda tidak mengerti tentang cara membeli saham yang benar untuk investasi, tentu saja nilai portofolio anda akan tergerus. 

Namun suka tidak suka, pengetahuan tentang analisa fundamental inilah yang harus anda pegang. Artinya dengan analisa fundamental ini, anda harus bisa memilih beberapa saham dari sekian banyak saham yang ada, yang mungkin, saham tersebut sedang tidak banyak peminatnya, tapi ada potensi naik di masa mendatang.  

Banyak para pemula yang ingin investasi saham, namun mereka tidak memiliki banyak waktu yang cukup untuk melakukan analisa fundamental karena berbagai kesibukan dan lain2. Harus diakui, analisa2 untuk menemukan "mutiara terpendan" (saham2 yang bagus untuk investasi) anda membutuhkan waktu yang lebih banyak, karena anda harus membedah seluruh laporan keuangan perusahaan.  

Maka dari itu, cara paling mudah bagi anda yang ingin investasi saham, anda bisa memilih saham-saham yang produknya selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, pilihlah saham2 yang produknya selalu dibutuhkan masyarakat. 

Di Bursa Efek, saham2 yang produknya banyak dibutuhkan oleh masyrakat biasanya masuk dalam saham2 blue chip, dan saham2 bue chip adalah saham2 yang risikonya lebih kecil dibandingkan saham2 lapis dua dan lapis tiga. 

Apa saja saham2 yang produknya dibutuhkan masyarakat? Lihatlah produk2 yang ada di sekitar anda. Mi instan, minyak goreng yang biasa dijual di minimarket atau supermarket adalah produk2 milik Indofood (kode sahamnya ICBP). 

Produk2 kebutuhan rumah tangga seperti pasta gigi, wipol, sampo, sabun semua orang pasti membutuhkannya. Anda bisa lihat perusahaan Unilever (UNVR) sebagai perusahaan raksasa yang memproduksi produk2 tersebut. 

Anda membutuhkan ATM untuk mengambil uang. Perusahaan2 mikro maupun perusahaan besar membutuhkan bank untuk kredit. Di sekitar anda ada banyak perbankan seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI. Anda bisa investasi di perusahaan2 besar tersebut.

Tambang batu bara yang banyak diekspor dan dibutuhkan juga oleh perusahaan2 di Indonesia, anda bisa lihat perusahaan blue chip batu bara yaitu PTBA.  

Perhatikan juga jalan tol yang selalu dibangun yang bisa mempermudah jarak transportasi. Anda bisa lihat Jasamarga (JSMR). Lihatlah juga teknologi jaringan internet yang sering digunakan banyak orang, yaitu Telkom (TLKM). Semua orang butuh internet, semua orang membutuhkan teknologi.  
Astra International (ASII), perusahaan yang memproduksi mobil. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan mobil pasti akan semakin meningkat. 

Jadi anda yang tidak punya banyak waktu untuk mempelajari seluk beluk analisa fundamental, anda bisa memilih saham2 tersebut untuk investasi jangka panjang. Plus saham2 tersebut, selalu membagikan dividen. Baca juga: Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen. 

Sayangnya banyak investor saham pemula yang justru memilih membeli saham2 lapis dua tanpa analisa yang lebih detail atau membeli saham karena saran2 fundamentalist lainnya. Padahal seharusnya dalam analisa fundamental, anda harus benar2 tahu tentang saham apa yang anda beli (baik produknya, kinerja maupun ketersediaan barangnya di pasaran).

Sehingga akhirnya, banyak investor pemula yang gagal mendapatkan pertumbuhan dari asetnya di saham, karena kurangnya pengetahuan soal 'saham apa yang dibeli'.

Di web Saham Gain ini, sebenarnya saya sendiri sering memberikan paparan analisa fundamental tentang saham2 tersebut. Sebagai contoh, saya pernah menulis prospek saham JSMR disini: Prospek Saham JSMR. Sekarang saham JSMR sudah naik tinggi dair 4.300 ke 5.000. Baca juga: Saham yang Bagus untuk Investasi Jangka Panjang.  

Saya juga pernah menuliskan analisa PTBA, di mana PTBA akhirnya naik kencang setelah stock split, dibandingkan emiten2 batu bara lainnya. Baca: Analisis Saham: Saham PTBA Setelah Stock Split. Baca juga analisis Unilever: Analisis Saham Unilever untuk Investasi Jangka Panjang. 

"Tapi Pak Heze", sela anda, "Gimana kalau saham yang saya beli untuk investasi jangka panjang ini ternyata harganya turun terus"

Memang tidak bisa kita pungkiri, bahwa tidak ada saham yang naik terus, sekalipun itu adalah saham blue chip. 

Sebagai perbandingan, kalau anda membeli BBRI saat harganya di kisaran 3.600 (dan saat itu BBRI sudah naik tinggi), maka BBRI anda akan turun sampai 3.000. Namun kalau anda beli saham TLKM di saat yang sama saat TLKM masih koreksi di kisaran harga 3.500, maka TLKM kembali rebound dalam beberapa bulan sampai 4.100. 

Maka dari itu, kalau anda ingin investasi jangka panjang tapi nggak punya banyak waktu untuk belajar analisa fundamental lebih dalam, setidaknya anda perlu mempelajari prospek dan produk2 perusahaan. Selain itu, pelajari juga ANALISA TREN untuk jangka panjang. Artinya, jangan membeli saham2 yang sudah naik terlalu kencang, karena suka tidak suka saham tersebut pasti akan koreksi.

Pilihlah saham yang harganya masih murah atau belilah saham secara bertahap. Baca juga: Cara Investasi  / Nabung Saham yang Benar.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.