Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

IHSG Turun Terus, Apakah Pertanda Krisis Global?

El Heze
Setelah sempat naik meyakinkan di awal tahun 2018 hingga menyetuh level 6.700, IHSG akhirnya koreksi drastis. Pola koreksi IHSG ini sebenarnya sudah kelihatan dari chartnya ketika IHSG membentuk double top. Untuk lebih jelasnya, perhatikan chart IHSG selama 1,5 tahun dibawah ini:


Setelah IHSG membentuk double top di 6.700, IHSG kemudian turun secara berangsur dan terus membentuk lower low yang baru selama berbulan-bulan. Kemudian, kalau kita perhatikan chartnya, IHSG sebenarnya sudah membentuk support-support, yang menurut pengamatan saya, support2 penting IHSG ada di level 5.700, 5.600. 

Selama ini support 5.700 cukup kuat bertahan, tapi akhirnya support ini jebol juga, dan IHSG kita kembali turun ke support 5.600-an. Pertanyaannya, kemanakah IHSG kita selanjutnya? Apakah ini pertanda krisis global? Mari kita bahas prediksi IHSG baik secara teknikal maupun fundamental makro, dan strategi yang perlu kita lakukan di saat IHSG anjlok seperti saat ini.. 

Sekarang mari kita flashback ke tahun 2015. Tahun 2015 kita sebenarnya juga sudah melewati resesi ekonomi, di mana tahun 2015 ini nilai tukar Rupiah terus melemah, inflasi sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi anjlok, negara2 dengan ekonomi kuat seperti Tiongkok dan Amerika juga sedang terombang-ambing perekonomiannya. 

But kita sudah melalui masa2 tersebut, dan ujung2nya walaupun IHSG saat itu anjlok cukup dalam dari 5.500 ke 4.200, akhirnya IHSG balik naik lagi. Well meskipun demikian, saya belum bisa mengatakan bahwa ekonomi sudah benar2 pulih, karena saat inipun perekonomian dunia masih dalam gejolak. 

Secara teknikal, tahun 2015 IHSG punya resisten puncak di 5.400-5.500. Jadi kalau anda: "Bung Heze, kalau IHSG turun lagi, kira2 turunnya sampai ke level berapa ya?"

Maka jawaban saya mengacu pada resisten di tahun 2015, yaitu di kisaran 5.400-5.500. Karena level ini juga angka psikologis, maka kalau IHSG turun lagi, kemungkinan besar akan menyentuh level tersebut. 

Namun jika ternyata IHSG turunnya udah mentok di 5.600, maka IHSG mungkin akan konsolidasi dulu dan kemudian baru rebound lagi. 

Dan pada saat2 seperti ini, pasti banyak para trader yang ber-spekulasi tentang adanya krisis global, ekonomi lagi jelek dan sebagainya. Memang kita tidak bisa menyangkal bahwa perekonomian dunia dan Indonesia tidak sedang dalam kondisi yang kurang memuaskan. 

Nilai tukar Rupiah terus melemah, perang dagang yang memicu banyak kekhawatiran, ditambah berita tentang adanya gagal bayar obligasi Tiongkok sebesar Rp16,5 miliar Yuan, dan nilai ini adalah nilai gagal bayar yang sangat besar. Ini semua menunjukkan bahwa perekonomian dunia sedang dalam gejolak. 

Perlu anda ketahui, saat nilai tukar Rupiah terus melemah, maka dampak negatif yang paling besar adalah pada emiten2 perbankan, karena pelemahan Rupiah bisa mempengaruhi cepat lambatnya debitur bank dalam melunasi utang. Nah kalau debitur bayar utangnya semakin lama, maka non performing loan bank akan meningkat. 

Nah kalau emiten perbankan sudah kena sentimen negatif seperti ini, IHSG kemungkinan besar akan turun. Why? Karena saham2 perbankan di BEI terutama BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI adalah 4 saham blue chip gede yang pengaruhnya ke market sangat besar. 

Di satu sisi, ada beberapa poin penting yang ingin saya tekankan disini: IHSG kita sejak akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018 ini sudah naik drastis. Jika anda seorang trader, anda pasti merasakan sendiri bagaimana naiknya IHSG, seakan-akan pelaku pasar benar2 optimis dengan pasar saham kita. 

IHSG hanya butuh waktu beberapa bulan untuk naik dari level 5.500 menuju level 6.700 (sebelum akhirnya mentok di level itu, dan membentuk double top). Dan saya juga sudah menuliskan disini (jauh-jauh hari sebelumnya): Krisis Ekonomi 2018 dan Harga Saham, harga saham yang naik terlalu cepat itu justru sangat berbahaya dan "tidak sehat" untuk pasar saham kita. 

Semakin cepat IHSG naik, tanpa koreksi yang berarti, IHSG akan semakin rawan koreksi. Maka dari itu, saya selalu mengatakan berkali-kali bahwa IHSG yang bagus itu adalah: IHSG yang trennya naik tapi FLUKTUATIF, bukan IHSG yang naik teruuussss dan koreksinya cuma dikit sekali

Jadi dengan mempertimbangkan kondisi fundamental makro, saya memang tidak bisa langsung judge bahwa sudah terjadi krisis global. Tetapi yang jelas, perekonomian dunia sedang dalam GEJOLAK YANG BESAR. Dengan fakta2 tersebut, IHSG sendiri otomatis masih berpotensi untuk koreksi lagi. 

Apalagi IHSG kita sendiri sudah naik terlalu tinggi sejak tahun 2017 kuartal III. Jadi sangat wajar bila IHSG kemudian koreksi tajam. Ini sebenarnya adalah bagian dari koreksi sehat. Sebab ketika IHSG dengan mudah tembus 6.500 ++ di awal tahun 2018, saya bertanya-tanya: "masa sih ini masih awal tahun IHSG udah mau dinaikin ke 7.000?"

Tapi kalau anda tanya: Kira-kira IHSG turunnya sampai kapan? Tentu kita semua tidak bisa memastikan. Namun yang jelas, IHSG tidak mungkin turun setiap hari. Pasti ada masa di mana IHSG rebound walaupun hanya sesaat. 

Dan kalau kita berkaca dari pengalaman2 sebelumnya, dengan penurunan IHSG yang drastis, ketika sentimen2 negatif yang terkait dengan IHSG sudah hilang, maka disitulah titik balik IHSG: IHSG bisa rebound meyakinkan, dan kalau anda punya saham2 blue chip yang masih nyangkut, so saham2 tersebut pasti akan balik jauh diatas harga beli anda. 

IHSG akan selalu menghadapi suatu fase siklus, dan anda sebagai trader maupun investor, anda harus memahami siklus IHSG. Saya pernah membahasnya disini: Memahami Fase Siklus Harga Saham. 

Strategi yang perlu anda lakukan sekarang: Kalau anda belum pegang saham, jangan buru-buru untuk beli saham dalam jumlah masif. Ingat bahwa IHSG masih dalam tekanan. 

Jika anda adalah tipikal trader jangka pendek, anda tetap bisa memanfaatkan technical rebound IHSG. Tapi kalau anda takut mengambil risiko, maka wait and see adalah keputusan terbaik. Kalau anda punya saham2 blue chip, saham2 yang fundamentalnya josss tapi saham anda nyangkut, ya udah biarin aja. 

Badai pasti berlalu. Dan kalau siklus IHSG sudah ada di 'atas', trust me saham2 yang fundamentalnya kuat nggak butuh waktu lama untuk naik cepat. 

Tapi Bung Heze, gimana kalau saya pegang saham2 yang third layer dan masih nyangkut? Kalau saham anda masih nyangkut dan saham yang anda pegang adalah saham2 yang tidak likuid / tidak prospek, anda bisa cut loss lebih awal.  Jika anda melihat saham anda ada tanda2 penurunan lebih banyak, maka anda harus melakukan langkah antisipasi.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.