Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

IHSG Turun: Swing, Scalping, Intraday or Investasi?

Saat IHSG turun tajam, saya banyak sekali menerima pertanyaan dari rekan-rekan: 

"Pak Heze, kalau IHSG sedang turun terus, apa strategi yang Pak Heze lakukan? Apakah  sekarang lebih baik kita trading cepat (scalping), intraday atau investasi?"

"Pak Heze apakah selama ini melakukan intraday trading ketika kondisi pasar saham bearish?" 

Dan masih banyak pertanyaan lain terkait strategi trading pada saat pasar saham bearish. O iya, bearish yang saya maksud disini bukan turun 1-2 hari, tapi bearish secara major trend. Contohnya ya seperti grafik IHSG dibawah ini: 


Anda bisa lihat IHSG diatas, bahwa IHSG selama 6 bulan terus membentuk lower high dan lower low yang barus terus. Walaupun di dalam tren tersebut tetep aja ada reboundnya. 

Jadi kalau IHSG cuma koreksi 1-2 hari tapi trennya tetap naik, atau IHSG sideways terus, maka itu tidak termasuk dalam pembahasan kita di pos ini. Di pos kita, kita akan membahas strategi trading saat IHSG koreksi secara major tren / koreksi terus dalam jangka waktu yang lebih panjang. 

Dalam kondisi IHSG anjlok seperti ini, memang strategi trading apapun itu rasanya serba salah. Kenapa? Kita mulai dengan swing trading. Saat IHSG turun dan anda memutuskan untuk swing trading, maka kemungkinan besar saham-saham yang anda beli naik sebentar, terus turun lagi. Jadi kalau anda punya plan simpan saham sampai satu bulan, maka kemungkinan besar target anda nggak kesampaian, karena sahamnya udah keburu turun duluan. 

Sebagai contoh, penulis mentradingkan ASII di kisaran harga 7.300-7.400. Setelah penulis lepas saham ASII (baca: jual), penulis nggak mentradingkannya lagi dua bulan. Dua bulan kemudian, harga ASII ternyata sudah di 6.500-an. Ini artinya, swing trading adalah strategi yang cukup berisiko saat IHSG bearish panjang. 

Bagaimana kalau kita investasi saja? Well risiko investasi sebenarnya sama aja dengan swing trading. Masalahnya, tidak ada orang yang tahu titik lowest (terendah) sebuah saham. Perhatikan kata2 yang saya garis bawah ini. Jadi, kalau anda berpikir: 

"Harga saham udah pada turun nih. Ini adalah saatnya investasi di saham2 blue chip yang masih murah", maka sangat mungkin harga low yang anda pikir sudah titik terendahnya akan turun lagi, karena IHSG itu sendiri masih turun terus. 

Itulah mengapa banyak orang yang nyangkut di saham2 blue chip, walaupun nggak nyangkut di harga tertinggi. Penyebabnya ya karena mereka terburu investasi saham saat IHSG masih bearish. Padahal kalau seorang investor saham nunggu "badai reda", maka anda bisa dapat saham di harga yang jauh lebih rendah. 

Opsi lain scalping trading, yaitu trading menitan. Scalping bisa anda jadikan opsi sebenarnya saat IHSG bearish, karena sepengalaman saya saat IHSG turun, saham2 yang pergerakannya "liar" justru berkebalikan dengan IHSG itu sendiri. 

Contohnya di halaman Rekomendasi Saham ini, saya pernah menuliskan watchlist saham IMAS untuk trading cepat. Dan saat itu kondisi IHSG sedang anjlok, IMAS tetep naik 10%.

Namun scalping trading juga tidak saya sarankan terlalu sering, karena tidak selalu ada saham yang polanya bagus untuk scalping apalagi saat IHSG bearish. Karena kalau anda terlalu sering scalping, anda bisa mengarah ke spekulasi jadinya, bukan ke bisnis saham. Jadi scalping pun tetap bisa dilakukan, tapi ya nggak bisa terus-terusan.  

Oke lalu opsi kita lainnya adalah intraday trading. Saya harus akui intraday trading adalah opsi yang bagus di saat IHSG bearish. Lho kenapa kok begitu? 

Karena kalau anda perhatikan lagi grafik IHSG diatas, saat IHSG turun, IHSG tetap ada reboundnya. Atau kalau masih nggak percaya, coba deh cek historis IHSG kita di Yahoo Finance saat IHSG lagi bearish panjang seperti tahun 2015. Pada saat IHSG bearish, tidak mungkin setiap hari IHSG turun. Pasti ada momen di mana IHSG ada technical rebound, walaupun hanya sesaat, sebelum akhirnya jatuh lebih dalam. 

Tapi disinilah peluang trader mengeruk profit dari kondisi IHSG bearish. Jadi ketika IHSG udah benar2 turun, dan ketika itu tiba2 banyak harga saham terutama LQ45 yang mulai naik dan IHSG juga mulai ijo, maka kita manfaatkan untuk beli saham2 LQ45 untuk sehari-dua hari saja atau beli pagi jual sore (intraday). Kalau orang bilang: Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. 

Karena saat IHSG sedang bearish, saya bolak-balik mentradingkan saham-saham yang geraknya cepat seperti WSKT, ASII, PGAS dan lain2. Dan strategi ini memang terbukti efektif.   


Walaupun bagus, intraday ini juga ada kelemahannya. Ada dua kelemahannya. Pertama, nggak semua orang bisa melakukan intraday. I mean, tidak semua orang punya waktu untuk itu. Ada orang yang punya kesibukan, sehingga nggak bisa pantau saham real time.

So segencar apapun orang bilang strategi intraday adalah strategi yang top markotop, kalau anda jarang pantau market, maka cara ini susah dilakukan, karena salah satu konsep penting intraday trading adalah: Anda harus paham benar dengan pergerakan market, sehingga anda bisa memilih saham yang bisa naik dalam jangka pendek atas dasar analisis2 real time anda. Hal ini juga berlaku untuk scalping trading. 

Kelemahan kedua, intraday trading yang dilakukan terus-menerus akan menguras energi apalagi kalau marketnya bearish. 

Kita tentu saja tidak mungkin mencari terus saham yang bisa naik cepat di saat-saat seperti itu. Jadi kalau anda bertanya: Apakah Pak Heze selalu menggunakan strategi intraday 100% saat market bearish?

Jawabannya: Tidak. Walaupun saya pantau market real time, tapi saya TIDAK SETIAP HARI trading. Ada saat di mana saya merasa harus wait and see. Ada saat di mana saya juga ingin melakukan swing trading atau bahkan simpan saham bagus untuk jangka menengah. 

Setelah anda baca pos ini anda mungkin protes: "Tampaknya semua strategi serba salah saat IHSG turun. Terus apa yang harus dilakukan saat IHSG turun?"

Pertanyaan seperti ini sebenarnya jawabannya sangat beragam, karena semua orang punya tipe trading yang berbeda, dan waktu setiap orang untuk memantau pasar itu tidak sama. Seperti yang saya tuliskan tadi. Ada orang yang tidak punya waktu banyak untuk pantau market. Tapi ada juga trader yang kerjaannya memang pantau market.  

Jika anda senang mantau pasar terus, maka intraday-lah strategi terbaik. Tapi kalau anda tidak punya waktu untuk memantau, maka anda nggak perlu beli saham saat IHSG bearish. Soalnya kalau anda beli saham, maka seperti "kasus investasi" itu tadi: Saham udah kelihatan murah terus dibeli.. Eh ternyata turun lagi lebih banyak sampai besok-besoknya... 

Tapi kalau mengacu pada pengalaman saya pribadi, atau kita disini bicara untuk trader secara umum aja ya, strategi terbaik saat IHSG bearish adalah: Intraday, wait and see, simpan cash, dan kemudian investasi atau at least jangka menengah. Apa maksudnya? 

Jadi begini, saat IHSG turun kita tetap bisa trading dengan cara intraday (cara yang aman saat IHSG bearish). Namun batasilah porsi modal, dan jangan sering melakukan intraday, karena risikonya juga besar. 

Saat IHSG bearish, gunakanlah waktu anda untuk lebih banyak wait and see kemudian simpan cash. Itu adalah poin utamanya: Wait and see, pegang banyak cash. 

Kenapa wait and see? Karena kita nggak tahu IHSG bakalan turun sampai kapan. Kenapa harus pegang cash? Karena kalau nanti IHSG sudah pulih, anda bisa beli saham2 bagus di harga yang paling rendah. 

Jadi nanti waktu IHSG rebound beneran dan 'badai sudah berlalu', anda nggak usah pusing-pusing intraday, scalping, mantau pasar terus. Anda bisa pegang saham2 blue chip yang notabene mudah naik cepat saat IHSG pulih, dan anda bisa jual saham2 anda di harga yang tinggi (buy low sell highest). Anda bisa tinggal liburan tanpa rasa khawatir, dan saham2 anda tetap naik, bahkan mungkin anda dapat dividen juga. 

Anda yang udah ada pengalaman menghadapi market bearish panjang, atau bahkan menghadapi market crash lebih dari sekali, dan menerapkan strategi big cash dan masuk di saat yang tepat, anda mungkin baca pos ini sambil mesam-mesem.. 

Tapi Pak Heze, kapan kita bisa tahu IHSG sudah berada di titik lownya?

Terkait hal ini, saya pernah menuliskan dan mengulas disini: Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli? Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya. 

Pos saya ini bukan bertujuan untuk mengatakan strategi A adalah strategi terbaik, strategi B adalah strategi yang jelek dan seterusnya. Namun saya menulis berdasarkan pengalaman saya sendiri menggeluti pasar saham sampai sekarang. Anda punya strategi lain yang lebih bagus? Monggo... 

Tentunya pos ini nantinya akan berlaku terus di kala IHSG bearish panjang. Jadi kalau nanti-nanti anda menemukan kondisi market sedang turun selama berbulan-bulan, coba anda terapkan strategi, analisis dan resapi lagi intisari pos ini. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.