Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Daya Tahan dan Prospek Saham Properti

El Heze
Salah satu sektor saham yang cukup menarik perhatian trader adalah sektor properti. Saham-saham di sektor properti seperti ASRI, BKSL, LPKR, SMRA, BSDE, PWON, MDLN, dan lain2. Dan saat sektor ini sedang booming, memang sahamnya legit sekali. Contohnya pada tahun 2014 saat properti sedang naik daun, portofolio penulis sendiri 80% diisi oleh saham2 properti. 

Sering ada pendapat kalau sektor properti ini adalah sektor saham yang 'nggak ada matinya', karena semua orang pasti butuh rumah. Memang pendapat ini benar, tapi bukan berarti sektor properti sahamnya nggak pernah lesu. 

Justru sektor properti adalah sektor saham yang cukup sensitif. Sektor properti bisa booming saat kondisi ekonomi dan politik sedang stabil. Saat sektor properti booming, kenaikan sahamnya bisa berada jauh diatas kenaikan saham2 lain. 

Tapi kalu lagi lesu? Sahamnya bisa turun terussss... Dan yang perlu anda ketahui adalah harga saham properti ini dipengaruhi oleh banyak hal. Misalnya, ketika mendekati kondisi pemilu dan pilkada serentak, masyarakat akan cenderung menahan diri untuk membeli properti, sehingga harga saham properti turut tertekan. 

Ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang melambat, daya beli masyrakat tertekan, inflasi naik drastis, hal ini akan turut membuat saham2 sektor properti turun. 

Nah, kalau anda baca-baca berita, para direksi emiten2 properti seperti SMRA sendiri menyatakan bahwa penjualan properti yang cenderung melambat salah satunya dikarenakan aksi investor wait and see ketika kondisi politik sedang akan menghadapi pilkada atau pemilu. Dalam hal ini, masyarakat menahan diri jika ingin membeli properti di Indonesia. 

Jadi, jika anda menghadapi penurunan saham2 properti ini, anda kini sudah tahu penyebabnya: Musiman. Seperti saham2 sektor lain, pastinya tidak mungkin saham turun terus. Tidak mungkin sektor usaha lesu terus. Ada saatnya sektor usaha akan booming. 

Yang tidak bisa kita jawab dengan pasti adalah 'kapan boomingnya'. Namun, biasanya hal ini ditandai dengan peningkatkan daya beli masyarakat terhadap sektor properti dan perekonomian membaik (di satu sisi, saham properti sudah diskon). Jadi, kenaikannya bukan sekedar euforia pasar. 

Mengingat sektor properti adalah sektor yang cukup sensitif, mungkin sebagian dari anda ingin mengetahui seberapa kuat sih daya tahan sektor properti ini, terutama kalau harga sahamnya sedang lesu-lesunya?

Manajemen perusahaan sendiri paham kalau sektor properti ini bukanlah barang konsumsi yang dibutuhkan setiap saat. Maka dari itu, manajemen perusahaan biasanya memiliki strategi untuk tetap membuat perusahaa menghasilkan pendapatan besar, dan tentunya laba bersih, dengan cara meningkatkan porsi PENDAPATAN BERULANG. Dalam bahasa inggrisnya disebut dengan reccuring income. 

Pendapatan berulang ini contohnya adalah pendapatan dari sewa perkantoran, sewa gedung, sewa ruko dan lain2. Jadi bukan dari penjualan rumah secara langsung. Dengan cara ini, perusahaan bisa mendapatkan penghasilan berulang setiap periode tertentu. Semua orang tetap butuh gedung kantor (untuk usaha), ruko dan lain2. 

Sebagai contoh, Pakuwon ini memiliki porsi pendapatan berulang hingga 50% dari total pendapatannya. Kemudian BSDE juga mengincar pendapatan berulag 25% dari total pendapatannya. 

Demikian pula dengan emiten2 properti lain, kebanyakan mulai menggenjot porsi pendapatan berulang, karena pendapatan berulang inilah yang bisa menopang penghasilan perusahaan di tengah lesunya properti. 

Nah, kedepannya, cepat atau lama pasti perusahaan2 di sektor properti ini akan terus meningkatkan pendapatan berulang. Jadi, kalau nanti banyak perusahaan2 properti yang sudah memiliki pendapatan besar dari pendapatan berulang, setidaknya sektor properti ini lebih tahan banting. 

Anda yang suka dengan saham2 properti (terutama kalau anda mau simpan di jangka yang agak panjang), anda tidak perlu terlalu panik jika saham anda turun. Jika pendapatan berulang perusahaan besar, hal ini bisa membuat fundamental emiten lebih stabil.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.