Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis dan Strategi Trading Saham Jangka Menengah

Pada umumnya ketika mulai memasuki sekitar pertengahan Oktober hingga pertengahan Desember, IHSG cenderung bergerak sideways. Kalaupun naik, IHSG biasanya cenderung tidak naik drastis. Hal ini umumnya terjadi apabila IHSG selama 9-10 bulan pertama sudah mengalami uptrend yang kencang. 

Nah, kalau memasuki akhir tahun pasar saham kita nggak ada lagi berita2 bagus, seperti pengumuman laporan keuangan yang cemerlang, biasanya IHSG cenderung mulai sideways di bulan 11 hingga pertengahan Desember. Saham-saham tertentu akan mulai naik lagi dari awal tahun sampai sekitar bulan Maret- April. 


(Klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan yang saya beri tanda persegi. Itu adalah IHSG kita selama 2 tahun, tepatnya gambaran IHSG di akhir tahun. IHSG cenderung turun dan bergerak sideways dan hal ini terjadi 2 tahun berturut-turut. Tapi setelah itu, di awal tahun IHSG mulai naik, dan tentunya ada peluang disini. 

Momen-momen seperti inilah yang harus anda manfaatkan untuk membeli saham yang memiliki potensi naik. Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari salah seorang pembaca web Saham Gain:

"Pak Heze, saya sering baca-baca kalau IHSG biasanya cenderung naik di akhir tahun soalnya ada aksi window dressing, dan memasuki awal tahun ada optimisme pasar. Tapi kok kadang2 di akhir tahun, banyak saham yang geraknya tidak sesuai harapan ya?? Apa penyebabnya pak?"

Jawabannya sebenarnya kembali lagi ke paragraf kedua, yaitu ketika IHSG sudah naik sebelumnya dan sudah tidak banyak berita positif, maka IHSG akan cenderung bergerak sideways. Bahkan, tidak menutup kemungkinan beberapa sentimen positif yang biasanya muncul di akhir tahun tidak banyak memberikan dampak ke pasar saham. 

Hal ini membuat beberapa trader agak sulit menentukan saham2 yang bagus untuk ditradingkan jangka pendek, karena fluktuasi pasar tidak seliar sebelumnya. Jadi strategi apa yang bagus untuk diterapkan? 

Saran saya: Anda bisa coba trading saham jangka menengah, cukup hold saham anda dalam waktu 3-6 bulan saja. Lalu saham apa yang bagi untuk di-hold? 

Seperti yang saya bold di paragraf kedua, saya mengatakan: "Saham-saham tertentu akan mulai naik lagi dari awal tahun sampai sekitar bulan Maret- April"Saham-saham tertentu di paragraf kedua yang saya maksud adalah saham2 yang umumnya membagikan dividen yang besar dan rutin. 

Anda tidak perlu mengincar dividennya. Sekali lagi, anda TIDAK PERLU mengincar dividen, tetapi yang anda incar adalah capital gainnya. Saham-saham yang membagi dividen besar, ketika perusahaan mengumumkan pembagian dividen, maka harga sahamnya akan bergerak naik mengikuti nilai dividend per share (DPS)-nya. 

Bahkan, saham2 blue chip biasanya harga sahamnya bisa naik melebihi nilai DPS-nya. Sebagai contoh, jika saham A akan membagi dividen senilai Rp100 per saham, maka harga sahamnya bisa naik melebihi nilai dividennya hingga tanggal cum date. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen

Sekedar info, dividen tahunan biasanya dibagikan perusahaan sekitar bulan Maret-April, yang hampir bertepatan dengan rilisnya laporan keuangan tahunan audited perusahaan. Umumnya, bulan Maret dan April adalah tanggal cum date dan ex datenya.  

Jadi strateginya, beli dan simpan saham2 yang biasanya bagi dividen dan simpan saham tersebut mulai akhir tahun. Beberapa bulan kemudian, tepat saat tanggal cum date di mana harga saham sedang naik tinggi2nya, segera realisasi untung di saham tersebut. 

Karena setelah tanggal cum date (tanggal ex date), atau justru sore harinya di tanggal cum date, harga saham akan segera meluncur drastis dan harganya akan kembali menyesuaikan dengan nilai dividennya. Hal ini bahkan bisa berlangsung hinga lebih dari satu hari. Contohnya, perhatikan grafik BBCA dibawah ini. 


Saham BBCA membagi dividen sebesar Rp130 per saham, dengan tanggal cum date 13 April dan tanggal ex date 17 April. Bulan Januari saham BBCA masih berada di harga 15.000-15.500. Saat tanggal cum date, BBCA sudah naik ke harga 17.700. Namun kemudian dalam 2 hari saja, BBCA turun dan menyentuh harga terendah di 16.700. 

Nah, kalau anda sudah curi start dengan membeli sahamnya di akhir tahun, katakanlah anda membeli di harga 15.200, maka anda sudah mendapatkan keuntungan besar jika anda menjual di harga, katakanlah 17.600 di bulan April. Bahkan keuntungannya sudah jauh melebihi nilai dividen yang anda terima sebesar Rp130 per saham. Tidak percaya? Kita lihat hitungannya. 

Jika anda membeli saham di harga 15.200 sebanyak 50 lot maka harga beli anda untuk membeli BBCA sebesar Rp76.000.000 (15.200 * 50 * 100). Kemudian anda menjual BBCA di harga 17.600, maka harga jual anda di BBCA adalah sebesar  Rp88.000.000 (17.600 * 50 *100).

Keuntungan yang anda dapatkan adalah sebesar Rp12 juta (Rp88 juta - Rp76 juta, belum dikurangi fee beli dan jual, tapi fee beli dan jual biasanya nominalnya sangat kecil). Baca juga: Arti dan Ilustrasi Satuan Perdagangan dan Fee Transaksi Saham.

Sedangkan kalau anda tunggu dapat dividen, maka nilai dividen yang anda terima hanya sebesar Rp650.000 (130 * 50 * 100), belum dipotong pajak dividen sebesar 10%. 

Sudah paham sampai disini?

Jadi, di pos ini kita menyimpulkan beberapa hal terkait strategi trading jangka menengah terutama ketika IHSG sudah menjelang akhir tahun, yaitu: 

1. Pilih saham2 yang bagi dividen besar (umumnya perusahaan yang fundamentalnya bagus).

2. Curi start. Beli saham di akhir tahun atau di bulan Januari. 

3. Tunggu saham sampai tanggal cum dividen biasanya antara Maret-April. 

4. Segera take profit saat cum date dividen.


0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.