Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cerdas Memilih Saham Blue Chip untuk Trading

Saham-saham trading pilihan saya sampai saat ini masih terdapat pada saham-saham blue chip. Memang, alokasi modal yang saya gunakan untuk saham blue chip paling besar. Setelah itu, alokasi modal trading saya tekankan pada saham2 lapis dua yang masih likuid dan memiliki kapitalisasi pasar lumayan besar. Alokasi modal paling kecil saya gunakan untuk trading di saham2 lapis tiga yang memiliki tingkat risiko lebih besar. 

Dalam kondisi pasar yang kurang mendukung (saat IHSG uptrend tapi saham blue chip ternyata nggak banyak yang naik), trader biasanya justru menghindari saham2 blue chip, karena banyak saham blue chip yang harganya cenderung turun dan sideways lama.

Contohnya: HMSP, TLKM, INDF, ICBP, ASII, AALI. Bahkan PGAS yang merupakan saham blue chip harganya pun terjun bebas. Saham2 ini biasanya selalu menjadi andalan trader, karena tren dan pergerakannya yang lebih mudah untuk diprediksi. 

Namun di tahun 2017 ini, saya akui bahwa kita semua menghadapi kondisi market yang paling sulit ditebak. IHSG yang terus tembus sampai 5.900 (sampai Oktober 2017), namun saham2 blue chip dan lapis dua banyak yang loyo. 

Maka dari itu, strategi untuk memilih saham2 blue chip adalah pilihlah saham-saham yang trennya sedang naik. Sesuai konsep analisis teknikal: Saham2 yang memberikan keuntungan bagi trader adalah saham2 yang trennya naik.

Saham2 blue chip yang menjadi pilihan saya di tahun 2017 (setidaknya sudah mulai saya watchlist dan trading sejak Maret-April 2017) ini memang rata-rata adalah saham perbankan, yaitu 4 bank besar di Indonesia: BBCA, BBRI, BBNI, BMRI. Selebihnya, saham2 blue chip lainnya trennya memang nggak banyak yang meyakinkan. 

Jadi kalau anda tanya: "Bung Heze, kok pilih saham2 itu untuk trading apa karena kinerjanya bagus, banyak sentimen positif, atau... karena apa?"

Jawaban saya hanya satu: Ya karena trennya masih terus naik, maka saya mentradingkannya. Seperti saya katakan, kita menghadapi kondisi IHSG di mana IHSG uptrend tapi saham2 blue chip loyo, maka cara yang bisa dilakukan supaya bisa tetap profit adalah dengan memilih saham2 yang uptrend. 

Sebenarnya ada saham blue chip yang trennya juga naik cukup naik signifikan di tahun ini, yaitu UNVR dan GGRM. Namun saya jarang mentradingkannya karena harganya yang sudah cukup tinggi (secara nominal). 

Nah, di lain waktu jika kita menghadapi kondisi market seperti ini lagi, maka tugas kita sebagai trader (kalau anda trader), adalah mencari saham2 blue chip (kalau anda suka blue chip) yang cenderung aman dan memiliki tren naik yang signifikan. 

Logikanya, jika IHSG kita sejak awal tahun 2017 mampu naik dari 5.000 sampai 5.926 (sampai pos ini ditulis), maka PASTI ada saham2 blue chip yang sebenarnya diakumulasi sehingga mampu naik signifikan (walaupun cuma dikit), karena biar bagaimanapun saham2 blue chiplah yang merupakan penggerak pasar paling signifikan. Saham2 yang naik itulah yang harus anda cari. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.