Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Main Saham: Anda Tidak Perlu Menyesali Kerugian dan Kesalahan

Selama bertahun-tahun trading saham saya bisa menyimpulkan bahwa saham itu bukanlah ilmu pasti. Memang ada cara-cara tertentu untuk menganalisis dan memprediksi pergerakan harga saham yang akan naik. Tetapi, dalam trading saham ada banyak faktor yang juga harus dipertimbangkan, terutama kondisi pasar saat itu.

Dalam menanggapi kondisi pasar saham ini, trader seringkali menyesali kerugian dan ramalannya yang meleset. Padahal menyesali dan analisanya sendiri bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan sebagai pemain saham. Setiap pemain saham pasti pernah mengalami rugi dalam trading, tidak peduli anda pemain saham pro atau pemain saham pemula. 

Lalu, mengapa banyak trader yang merasa kesal, menyesal, dan paranoid ketika terkesan "salah mengambil keputusan"?

Jawabannya karena: Trader suka berandai-andai. Saya pernah mendengar keluhan trader:

"Bung Heze, saya menetapkan jual JSMR di 5.075. Setelah saya jual ternyata saham JMSR malah naik lagi sampai 5.300-an. Saya menyesal kenapa saya jual. Apakah tidak ada strategi untuk menentukan harga jual di harga yang sangat tinggi?"

Saya bertanya kembali: "Kenapa anda menjual JSMR di 5.075. Kenapa tidak di-hold saja?"

Trader menjawab kembali: "Saya melihat JSMR ada peluang koreksi setelah 5.100, karena saham sudah terlihat jenuh beli.. Eh ternyata malah naik lagi."

Rasa menyesal ini datang karena trader suka berandai-andai. Andaikan saham bisa ke harga sekian, maka profit saya lebih besar. Andaikan saya jual sekarang, pasti saya sudah untung. Berandai-andai karena kerugian dan kesalahan, adalah sesuatu yang tidak bijaksana. 

Masalahnya anda bukanlah peramal, anda bukan dewa, anda bukan orang sakti yang bisa mengetahui dengan pasti pergerakan harga saham akan bergerak naik atau turun setelah anda beli. Apakah anda benar-benar tahu setelah harga 5.075 harga saham akan naik terus atau kemudian koreksi lagi?  

Kalau memang anda benar-benar tahu bahwa harga saham akan naik sampai 5.300 anda pasti akan hold saham tersebut. Masalahnya, kita tidak akan tahu apa yang terjadi di masa depan. Sometimes market is really unpredictable.... Ada kalanya market dan harga saham bergerak kearah yang sama sekali tidak anda duga. 

Jadi, dalam trading yang terpenting adalah: Sudahkah anda menyiapkan trading plan? Kalau anda sudah memiliki trading plan, tradinglah di jalur trading yang sudah anda tetapkan. Jika keputusan yang anda ambil meleset, anda tidak perlu menyesali kerugian dan kesalahan. Evaluasilah trading anda. 

Dan satu hal, anda tidak perlu berandai-andai jika anda sudah menetapkan keputusan anda. Banyak trader yang suka berandai-andai dan akhirnya mereka yang rugi sendiri. Sebagai contoh: Ketika sudah untung, trader masih suka berandai-andai mau menjual di harga yang lebih tinggi.. Trader berpikir: "Ah barangkali bisa naik lagi nih, nggak jadi take profit dulu deh"

Ternyata saat harga saham sudah naik, kemudian turun lagi dengan cepat dan saham yang tadinya untung justru berubah jadi rugi. Sayang sekali kan?

2 komentar:

  1. Bung Heze , apakah ada cara yang lebih smart untuk cut loss ? Apakah ada fitur auto cut loss daripada harus nongkrong depan pc mengamati pergerakan saham seharian dan melakukan cut loss manual jika saham merosot ? makasih ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Victor,

      cut loss bisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas trailing stop (menaikkan batasan cut loss saat harga saham naik).. Fasilitas ini bisa anda lakukan manual atau menggunakan fasilitas yang disediakan sekuritas (tergantung apakah sekuritas menyediakannya)

      Kedua, anda bisa pasang advanced order. Dengan demikian anda tidak perlu nongrong di depan PC sambil mengamati pergerakan pasar saham setiap menit

      Semoga membantu

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.