Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pola Gap Up Pada Saham JPFA

Di dalam analisis teknikal grafik, salah satu dasar analisis beli-jual saham adalah menggunakan 'analisis gap'. Gap bisa dibedakan menjadi gap up dan gap down. Untuk gap down, saya pernah membahas analisisnya di beberapa pos web Saham Gain. Anda bisa baca lagi analisisnya disini: Pola Gap Down Pada Saham BBTNPola Gap Down Pada Saham BBNIPola Gap Down Pada Saham BBCA.

Pada pos ini saya akan membahas sedikit tentang analisis gap up, tepatnya pada saham JPFA. Saham JPFA terlihat membentuk pola gap up. Terjadi gap up saham JPFA di rentang harga 1.820-1.880 (gapnya cukup besar ya ☺). Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik saham JPFA dibawah ini. 


Gap up yang terjadi pada saham JPFA tergolong dalam jenis common gap / gap yang paling umum dan sering terjadi. Common gap ini biasanya cepat atau lama akan tertutup kembali. 
Baik gap up maupun gap down pada chart saham ibarat 'utang yang harus dibayar'. Jadi, gap terutama common gap akan tertutup kembali. 

Perhatikan, gap JPFA tertutup hanya dalam waktu kurang dari 2 minggu. Setelah harga saham JPFA menutup gap nya, harga saham tampak koreksi, dan hanya sekali mencoba untuk naik melebihi harga 1.820-1.880. Namun, setelah itu JPFA terkoreksi dan belum menyentuh harga gapnya lagi. 

Apa yang harus anda lakukan ketika anda menemukan gap up seperti pada saham JPFA? Tentu saja anda disarankan untuk menjual sahamnya.  Saat anda menemukan gap up, maka anda jangan mengejar saham tersebut dan berharap harga saham akan naik lagi. 

Anda mungkin bertanya-tanya: Mengapa harga gap ini biasanya ditutup terlebih dahulu? Hal ini ditujukan untuk 'mengisi kekosongan harga'. Biasanya, setelah harga gap tertutup, harga saham akan terkoreksi lagi seperti pada saham JPFA diatas. 

Jadi, jika ada gap up, meskipun gapnya belum tertutup, anda jangan membeli sahamnya. Lebih baik anda sabar menunggu saham turun terlebih dahulu. Itulah sedikit banyak analisis gap up saham. Semoga dapat memberikan pencerahan pada anda. 

2 komentar:

  1. dalam gap down BBTN sam heze menyatakan kurang lebih bahwasanya gap down tersebut bisa berfungsi sebagai resisten. Akan tetapi di kasus JPFA ini sam heze menyarankan untuk menjual saham. Apakah dalam kasus gap up JPFA ini sebuah pengecualian? Apakah gap up tidak bisa dijadikan sebagai sebuah support?
    pertanyaan berikutnya, dalam menutup gap apakah harus dipersyaratkan full body candle, ataukah bisa hanya dengan shadow?
    trims sam

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Gap down bisa menjadi resisten apabila harga saham sudah turun dibawah harga gap down-nya. Sehingga, ketika ada gap down, anda bisa buy dan take profit di area gap down tersebut.... Misalnya: ada gap down di harga 1.550-1.600, kemudian harga saham turun lagi sampai 1.475. Maka, gap down 1.550-1.600 bisa menjadi resisten

      2. Pada pos saham gap up saham JPFA: http://www.sahamgain.com/2017/01/pola-gap-up-pada-saham-jpfa.html, anda memang disarankan menjual karena ketika terjadi gap up dan harga saham melonjak diatas harga gap upnya, maka gap up berfungsi sebagai garis support(yang akan tertutup kembali)...

      Jadi, anda disarankan menjual ketika terjadi gap up.

      Tapi ada kasus juga dimana gap kemungkinan tidak akan tertutup. Saya membahas banyak strategi gap di ebook saham saya: http://sahamgain.blogspot.co.id/p/ebook-pasar-modal.html

      3. Menutup gap tidak harus full body candle. Jika ada shadow saja, maka gap sudah tertutup. Trader seringkali tertipu. Saham A dikira membentuk gap, padahal ada lower shadow. Sehingga, kalau ada shadow saham tersebut tidak bisa dikatakan terjadi gap

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.