Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis?

Pasar modal akan selalu dipenuhi dengan saham2 yang harganya bergerak naik dan bergerak turun. Oleh karena itu, kalau Anda membaca berita2 di koran2 investasi, maupun berita2 online, setiap analis akan selalu berlomba-lomba untuk memberikan prediksi yang terbaik dari hasil analisis mereka. 

Mulai dari analis 'wow' sampai analis biasa-biasa saja akan selalu berlomba untuk memberikan rekomendasi yang terbaik. Sekuritas2 ternama dengan analisnya masing2 akan berlomba untuk memberikan layanan rekomendasi terbaik di media masa. 

Yang jadi pertanyaan: "Seberapa akurat rekomendasi para analis? Percayakah Anda pada rekomendasi para analis tersebut? Apakah Anda sering membeli saham mentah2 berdasarkan rekomendasi analis? Apakah para analis terbukti bisa memberikan keuntungan pada Anda?"

OK kita mulai saja......

Ingatkah Anda pada pertengahan tahun 2014 saat calon presiden Jokowi akhirnya terpilih sebagai presiden Indonesia? Ya, sejak terpilihnya presiden Jokowi IHSG naik kencang. Coba lihat grafik IHSG dibawah.



Kalau Anda perhatikan, IHSG 2014 kenaikannya mantap. Dan benar saja pada Desember 2014 saat penutupan perdagangan akhir tahun, IHSG mampu bertengger di posisi 5.226. Padahal, di tahun 2014 sebelum terpilihnya Jokowi, IHSG masih bertengger di posisi 4.600-an. Kenaikan yang luar biasa ini lantas membawa optimisme dan euforia pasar yang luar biasa. Analis-analis gembar-gembor bahwa IHSG 2015 akan jauh lebih baik. Tidak jarang saya membaca berita2 investasi, banyak analis memprediksi IHSG 2015 akan ditutup di level 6.000. 

Apakah Anda percaya dengan yang dikatakan analis?

"Yaa,... kalau lihat momentum IHSG 2014 kita yang luar biasa sih saya percaya Pak" Jawab Anda. 

Kalau Anda perhatikan, berapa level penutupan IHSG 2015? Ternyata hanya bertengger di angka 4.593 alias IHSG 2015 turun sampai sekitar 12%. Perhatikan lagi grafik diatas, pada tahun 2015 akhir April tiba2 IHSG anjlok karena perlambatan ekonomi dan berbagai sentimen negatif menerpa pasar modal kita. Nah, apakah dengan ini Anda masih percaya 100% pada analis.

Demikian juga dengan rekomendasi saham yang diberikan para analis. Saya beberapa kali mengikuti rekomendasi analis dengan menelan mentah2 tanpa didasari analisis pribadi yang objektif dan bahkan saya membeli saham tanpa melihat chart. Hasilnya? Saya malah rugi. 

Wah wah ini kesannya Bung Heze kok jadi menyalahkan analis ?

Tidak. Bukan begitu maksud saya. Pos ini sama sekali tidak bertujuan untuk menyalahkan analis manapun. Lalu, apa inti dari pos ini?

Inti dari pos ini adalah supaya Anda jangan terlalu cepat percaya dengan analis (bukan berarti menyalahkan). Anda harus punya pengamatan secara objektif dan independen yang tidak tergantung pada analis. Ingatlah, "Di pasar modal TIDAK ADA orang pintar"

Artinya?

Artinya, sehebat-hebatnya analis, mereka pasti bisa salah. Demikian juga dengan saya, demikian juga dengan Anda. Karena analis juga manusia, dan yang namanya analisis semuanya berbasis PREDIKSI bukan KEPASTIAN. Anda bilang harga saham ADRO naik ke 750 besok. Dengan analisis fundamental Anda bilang saham WKST akan naik 2x lipat dalam 3 tahun mendatang. Itu semua hanya prediksi bukan kepastian. Siapa yang bisa memprediksi masa depan?

Terus, bagaimana cara biar mahir di pasar modal? Caranya adalah berlatih, berlatih dan berlatih. Postingan ini bahkan menyarankan pada Anda untuk SELALU BELAJAR pada orang2 yang lebih senior dari Anda di pasar modal, biasanya mereka adalah pakar, analis yang lebih berpengalaman, trader yang "jauh lebih tua" (usia trading), teman Anda yang lebih senior, guru Anda dan lain-lain.. Sayapun sampai saat ini juga banyak belajar dari mereka. 

Namun, bukan dalam arti Anda 100% harus bergantung dan terlalu percaya pada analis. Setiap dari Anda adalah unik.  Setiap dari Anda memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat suatu masalah. Di pasar modal, analis bisa saja benar, dan sebaliknya analis juga berpotensi untuk salah. Jadi, alangkah lebih Anda jangan menelan mentah2 dan jangan mudah percaya rekomendasi analis manapun, jangan langsung telan menatah2 rekomendasi blog ini. Sangat baik apabila Anda bisa memadukannya dengan analisis Anda sendiri.

Di pasar modal, banyak para trader yang tidak bisa mematuhi trading plannya sendiri karena terlalu bergantung pada rekomendasi analis. Hasilnya, justru rekomendasi analis yang mereka ikuti salah dan prediksi awal trading plan merekalah yang benar. Sayang sekali bukan?

2 komentar:

  1. saya belum punya informasi sedikitpun tentang dunia saham, saya akan bookmark dulu blog ini untuk belajar, kalau boleh nanya untuk tahap awal berapa modal yang harus diinvestasikan di sini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan bookmark Pak Ikhwan.... baca2 blog ini yaa.. hehe

      Modal untuk trading minimal Rp500.000 sudah bisa Pak untuk membeli saham2 yang per lembarnya dibawah Rp1.000

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.